Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Ramai Demo Tolak Presiden Tiga Periode, Gibran: Kalau Ada Demo, Saya Siap Ikut

Gibran Rakabuming Raka menyatakan siap ikut turun bila ada demo menolak Presiden tiga periode.

Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tara Wahyu NV
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka memberikan respon terkait adanya aksi mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi menolak wacana perpanjangan Presiden tiga periode.

Terkait hal itu, Wali Kota Solo Gibran mengatakan, tidak ada masalah jika melakukan aksi tersebut. 

"Ya gapapa (Demo Pak Jokowi), menyampaikan aspirasi biasa," kata Gibran, Selasa (12/4/2022).

Baca juga: Dukung Aksi 11 April, Aliansi di Solo Tolak Tiga Periode & Suarakan Presidential Threshold 0 Persen

Baca juga: Muncul Wacana Presiden Jokowi Tiga Periode, Begini Tanggapan Pengamat Politik & Waketum MUI

Meski begitu, dirinya memberikan pesan kepada massa agar tidak ada kekerasan. 

"Bebas monggo, jangan ada kekerasan," terangnya. 

Menurutnya pun, Jokowi juga tidak keberatan jika di demo.

Baca juga: Indo Barometer Sebut Jokowi Berpotensi Tiga Periode Jika Maju Bersama Prabowo Subianto

"Silahkan, monggo. Kalau ada demo menolak tiga periode tak melu (siap ikut)," ungkapnya. 

Gibran menegaskan pernyataan Jokowi terkait wacana tiga periode juga sudah jelas menolak. 

"Wis tegas, Rasah dipermasalahke, tenang wae," paparnya.

Tanggapan Pengamat

Muncul wacana dari Jokowi tiga periode, membuat sejumlah tokoh maupun pengamat politik menanggapi wacana tersebut. 

Salah  Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menegaskan wacana untuk memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode dengan alasan masa pandemi tidak perlu diperpanjang lagi.

Menurutnya, tidak perlu ada revisi masa jabatan presiden.

Apalagi Presiden Jokowi sendiri sudah menyatakan tidak setuju dengan masa jabatan presiden tiga periode.

Baca juga: Update Masjid Raya Syeikh Zayed Hadiah untuk Jokowi di Solo, Wali Kota Gibran Yakini 15 Bulan Kelar

Baca juga: Di Balik Cueknya, Gibran Ajak Jan Ethes Naik Mobil ke Jakarta, Hanya untuk Ucapkan Ultah ke Jokowi

"Sebaiknya perpanjangan jabatan masa presiden," ujar Hendri kepada  Tribunnews.com, Rabu (23/6/2021).

"Apalagi kemudian penambahan periode, itu tidak perlu lagi dibahaslah. Kita ikut saja apa kata Pak Jokowi, tegak lurus dengan institusi dan tegak lurus dengan peraturan yang ada," tambahnya.

"Jadi kita nggak perlu lagi merevisi, apalagi dengan alasan pandemi mau diperpanjang masa jabatan presiden, saya rasa nggak perlu," imbuhnya.

Baca juga: Alasan PT LIB Majukan Kick Off Kompetisi : Pertimbangkan Kasus Covid-19 & Hindari Jadwal Padat

Baca juga: Nasib Sekolah Informal yang Muridnya Rusak Makam di Solo : Ditutup, Dikasih Waktu Pindah 1 Bulan

Dia juga menegaskan wacana masa jabatan presiden tiga periode itu justru merupakan kemunduran bagi demokrasi dan bukan ide yang akan menyelamatkan negara Indonesia ke depannya.

"Sesungguhnya yang memiliki ide itu bukan sedang menyelamatkan negara, justru sedang mendorong negara ini ke dalam sebuah kemunduran demokrasi dan jurang kehidupan yang tidak lebih baik dari saat ini," jelas Hendri.

Hendri Satrio
Hendri Satrio (TRIBUNNEWS/VINCENTIUS JYESTHA)

Founder lembaga survei KedaiKOPI itu memaparkan pula sejumlah alasan mengapa wacana tersebut tidak perlu lagi dibahas secara mendalam.

Pertama karena Indonesia sendiri menurutnya tak kekurangan sosok pemimpin yang dapat memimpin Indonesia. Dan kedua, Jokowi sendiri sudah menyatakan tidak ingin menambah masa jabatannya.

"Karena dua alasannya. Pertama Indonesia tidak pernah kekurangan pemimpin, kemudian kedua Pak Jokowi sudah membangun Indonesia dengan baik sekali dan kita harus memberikan kesempatan kepada Pak Jokowi menyelesaikan pembangunan yang dia pimpin dengan baik dan bisa dicatat dalam sejarah dengan baik pula," katanya.

Lebih lanjut, Hendri berharap pula agar partai-partai politik tidak ada yang berinisiatif mewujudkan masa jabatan presiden tiga periode tersebut.

"Nah, mudah-mudahan parpol tidak ada yang berinisiatif melaksanakan itu karena itu sangat bertentangan dengan hati nurani rakyat. Selain itu, civil society masyarakat juga harus satu suara untuk maju berdasarkan UU. Sehingga tidak perlu ada penambahan, baik itu masa jabatan presiden maupun keterpilihan periode presiden," tandasnya (*) 

Baca juga: Update PPDB SMA Sragen : Bisa Manfaatkan Jalur Zona Khusus, Simak Aturannya

Baca juga: Manchester United Ditolak Real Madrid Atas Tawaran Barter Paul Pogba untuk Raphael Varane

TANGGAPAN WAKETUM MUI

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas bicara soal isu 3 periode Presiden Joko Widodo yang dikeluarkan oleh sejumlah pihak.

Terlebih adanya relawan yang kemudian memasangkan Jokowi dengan Prabowo sebagai wakil presidennya pada 2024.

Anwar Abbas
Anwar Abbas (Tribunnews.com/ Rizal Bomantama)

Dirinya mengatakan bahwa hal tersebut sah-sah saja sebab apa yang mereka rencanakan dilindungi Undang-Undang dan konstitusi.

"Kalau organisasi yang mereka dirikan itu bertujuan untuk menjadikan jokowi menjadi presiden bagi masa jabatannya yang ketiga ya sah-sah saja, cuma sudah jelas hal itu pasti akan berbenturan dengan ketentuan  yang ada," kata Anwar dalam keterangan yang diterima, Selasa (22/6/2021).

Baca juga: UPDATE Liga Italia 2021:Berikut Sejumlah Anggota Klub dari AC Milan yang Bertransformasi Antar Klub

Anwar menyebut bahwa mereka harus berjuang untuk mengubah peraturan yang ada.

"Untuk mengubahnya tentu ada jalan yang bisa ditempuh, yaitu harus melalui DPR. Dan kalau DPR bersama pemerintah menyetujuinya dan rakyat menerimanya sehingga peraturan yang baru mengizinkannya, maka mereka tentu akan bisa mendorong Jokowi dan Prabowo untuk menjadi capres dan cawapres tahun 2024 yang akan datang," lanjutnya.

Membayangkan hal itu, Anwar heran mengapa ada orang-orang semacam ini.

"Yang akan membuat saya heran dan  terheran-heran tentu dengan para pimpinan partai politik dan anggota-anggotanya,"

"kok mereka seperti tidak tahu sejarah dan tidak mau berkaca dengan sejarah yang ada ? Bukankah sudah ada adagium yang sangat terkenal yaitu: power tends to corrupt; absolute power corrupts absolutely," katanya

Baca juga: Prediksi Arief Poyuono Jika Jokowi-Prabowo Maju di Pilpres 2024: Lawan Kotak Kosong pun Bakal Kalah

Jadi kalau hal ini mewujud dan terjadi, Anwar  hanya bisa mengurut dada saja.

"Kasihan sekali saya dengan bangsa saya ini penduduknya banyak yang lulusan perguruan tinggi tapi kok pandangannya picik dan dangkal sekali," lanjut Anwar.

'Lalu pertanyaan saya selanjutnya kalau itu terjadi ada apa dengan partai politik yang ada di negeri saya hari ini? Kok sepertinya mereka tidak punya pandangan dan tidak punya visi untuk mengubah negeri ini bagi menjadi lebih baik lagi," tambahnya.

"Padahal, partai politik yang ada sekarang ini di negeri ini memiliki cukup banyak kader yang mumpuni yang bisa diusung dan didorong untuk memimpin negeri ini. Lalu mengapa kok tiba-tiba mereka tidak percaya diri bagi mendorong dan mencalonkan kader-kader mereka sendiri," pungkasnya 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ada Wacana Presiden Tiga Periode, Pengamat: Ide yang Dorong RI Menuju Kemunduran Demokrasi

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved