Berita Sukoharjo Terbaru
Masjid Ciptosidi Peninggalan PB IX san PB X di Sukoharjo, Ada Beduk dan Mimbar Tua
Peninggalan Pakubuwono (PB) IX Kasusnanan Surakarta, banyak ditemukan di Desa Lengenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Peninggalan Pakubuwono (PB) IX Kasunanan Surakarta, banyak ditemukan di Desa Lengenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Selain Pasanggrahan, dan Pemandian Air Panas, di Lengenharjo terdapat masjid yang dibangun sejak era PB IX, yang disebut Masjid Ciptosidi.
Namun di Masjid Ciptosidi terdapat tulisan PB X, yang merupakan raja penerusnya.
Baca juga: Pria Ini Senang Buka Puasa Bareng Anak Yatim di Emperan Masjid, Ternyata Sosoknya Konglomerat Mualaf
Baca juga: Saat Wali Kota Gibran, Tiba-tiba Kirim Sendiri Bahan untuk Bubur Samin Banjar di Masjid Darussalam
Takmir Masjid Ciptosidi, Mochamad Rochani mengatakan, bangunan ini sudah ada sekira tahun 1879, dan masuk cagar budaya.
"Suda ada sejak era PB IX, kemudian dibangunnya sejak era PB X. Jadi terkenalnya PB X," katanya.
Ya, saat kepimpinan PB X, Kasunanan Surakarta memasuki masa kejayaan.
Baca juga: Viral Kucing Antar Pemiliknya Pergi Salat Tarawih, Setia Menunggu di Luar Masjid hingga Selesai
Hal tersebut membuat bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Desa Lengenharjo ini terdapat tulisan PB X.
Dalam bangunan-bangunan bersejarah, konsidi bangunan belum banyak berubah.
Seperti di Masjid Ciptosidi, yang masih ada beduk, mimbar khatib, dan bentuk bangunan sedari PB X.
Beduk tersebut masih sering dibunyikan untuk memberikan tanda waktu adzan.
"Bangunannya masih asli. Cuma ada tambahan Kanopi di depan saja, karena jamaahnya disini banyak," ujarnya.
Baca juga: Salat Tarawih di Masjid Al Aqsha Klaten Ada 2 Versi, 11 dan 23 Rakaat: Mengakomodir Jemaah Beragam
Masjid Ciptosidi mampu menampung sekira 1500 jamaah.
Selain itu, sejumlah kusen kayu yang sudah keropos juga sudah diperbaiki, dengan mempertimbangkan bentuk asli.
Selama ramadan ini, Masjid Ciptosidi menggelar buka bersama, salat wajib, tadarus al-quran, dan TPQ.
"Jamaah yang salat disini tak hanya dari warga sekitar saja, tapi banyak yang dari luar desa," ucapnya. (*)