Berita Seleb

Popularitas Kangen Band Ternyata Tak Main-main, Jadi Objek Riset Peneliti Asing dan Masuk Jurnal Top

Sebuah video yang memperlihatkan Tri Suaka dan Zinidin Zidan memparodikan Andika Kangen Band, tengah menjadi sorotan.

(KOMPAS.com/ANDI MUTTYA KETENG)
Andika Kangen Band usai menjadi bintang tamu program bincang-bincang di Studio TransTV, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (29/12/2017) sore. 

TRIBUNSOLO.COM - Sebuah video yang memperlihatkan Tri Suaka dan Zinidin Zidan memparodikan Andika Kangen Band, tengah menjadi sorotan.

Baru-baru ini mencuat kabar jika Kangen Band pernah jadi obyek riset peneliti asing.

Baca juga: Kisah Pemuda Pulang Salat Tarawih Syok Temukan Surat Misterius, Minta Kenalan hingga Diajak Nikah

Dilansir dari TribunJogja,  Di tahun 2020, ada seorang warganet yang juga mencuitkan tentang penelitian itu.

Penelitiannya itu pun masuk dalam jurnal internasional, SAGE Journals yang bisa diakses sampai saat ini.

Mungkin banyak orang tak tahu bahwa band pop Melayu-Indonesia itu ternyata pernah jadi bahan penelitian profesor dari Australia.

"Kangen Band pernah menjadi subjek penelitian oleh profesor Australia terkait pop melayu dengan konsumerisme di Indonesia. Jurnalnya sekarang terindeks Scopus Q1 dan bisa diakses di SAGE journals," cuit akun @Bukan_Raihan di tahun 2020.

 

Kangen Band
Kangen Band (Tangkapan layar YouTube Kangen Band)

Scopus sendiri merupakan indeks jurnal internasional di mana artikel-artikel ilmiah dari seluruh dunia diseleksi secara ketat berdasarkan kualitas dan dampaknya.

Sehingga otomatis memberikan reputasi tinggi bagi para peneliti.

Di Scopus terdapat empat klusterisasi kualitas jurnal, yang disebut dengan istilah Quartile (Q): Q1, Q2, Q3, dan Q4. Makin kecil angka kuartilnya, makin tinggi kualitas artikel ilmiah tersebut.

Maka dari itu, tak heran banyak warganet yang tak menyangka bahwa band yang oleh sebagian orang dianggap kampungan itu bisa menjadi bahan penelitian artikel dengan kualitas tinggi di tingkat internasional.

Judul artikelnya sendiri adalah ‘Longing Band play at Beautiful Hope’.

Menurut abstrak dari artikel yang dipublikasi pada 8 Februari 2013 itu, peneliti menyelidiki hubungan antara konsumerisme orang Indonesia dengan meningkatkan ketenaran band para pemuda dari kampung yang menamakan diri mereka Kangen Band, atau Longing Band menurut terjemahan ke dalam bahasa Inggris di artikel tersebut.

“Artikel ini mengupas dimensi kontekstual konsumerisme Indonesia dengan menghadirkan kebangkitan nasional boyband provinsi, Kangen (Longing) Band,” tulis Prof Emma Baulch dalam abstraknya.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Wonogiri: Pasutri Tewas Usai Jadi Korban Tabrak Lari di Nguntoronadi

Ditulis oleh seorang Profesor

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved