Keracunan Massal di Solo dan Karanganyar
Kisah Pilu Pedagang Jamu Keliling Solo, Suami Meninggal Setelah Keracunan Nasi Boks di Pucangsawit
Maryati nampak tegar saat bercerita tentang suaminya, Jumadi yang meninggal dunia akibat keracunan makanan.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Maryati nampak tegar saat bercerita tentang suaminya, Jumadi yang meninggal dunia akibat keracunan makanan.
Pria 47 tahun tersebut menjadi salah seorang warga yang sempat mengalami gejala keracunan setelah menyantap nasi boks acara buka bersama.
"Sabtu kemarin ada acara bukber di masjid sini (Masjid At-Tiin), saya dapat makanan boks terus saya bawa pulang untuk dimakan suami sama anakku," terang Maryati kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Kasus Keracunan Massal di Gondangrejo Karanganyar, Polisi Amankan Kubis hingga Muntahan Warga
Baca juga: Kasus Keracunan Massal di Pucangsawit Solo Diduga Merembet ke Karanganyar, 17 Orang Jadi Korban
Jumadi dan anaknya kemudian merasa perutnya tidak enak hingga berujung diare.
Mereka sempat beberapa kali masuk - keluar kamar mandi dalam sehari.
"Saya kira itu cuma masuk angin biasa, saya beri obat seadanya," ucap Maryati.
Maryati kemudian meminta tolong adiknya untuk menjaga Jumadi dan anaknya.
Itu lantaran Maryati harus bekerja sebagai penjual jamu keliling dengan mengayuh sepedanya.
Baca juga: Puluhan Warga Pucangsawit Batal Lebaran Keracunan Nasi Box, Korban Sempat Curiga : Ayamnya Lembek
"Setelah saya selesai jualan jamu keliling, saya menengok kondisi suami saya di kamar, ternyata sudah mengigil, badannya dingin," ucapnya.
Maryati kemudian bergegas membuatkan teh hangat agar Jumadi tidak kedinginan.
Namun itu tidak manjur.
Maryati kemudian menawarkan Jumadi agar diperiksakan ke dokter untuk mengetahui penyakitnya.
Baca juga: Kronologi Lengkap Keracunan Masal di Pucangsawit Solo : Dari Undangan Bukber Hingga Berakhir Sendu
Namun, dia menolak dan meminta agar anaknya saja yang didahulukan untuk dicek kesehatannya.
"Saya kemudian antre di Solo Peduli untuk memeriksakan anak saya sampai sore setelah Maghrib," tutur dia.