Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Gembira, Ini Aksi Seniman Campursari di Sragen, Nabuh Bareng Usai Dua Tahun Mati Suri karena Pandemi

Seniman Campursari di Kabupaten Sragen menggelar aksi nabuh bersama, pada Sabtu (4/6/2022).

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Aksi seniman campursari dalam acara nabuh bareng di halaman gedung Sasana Manggala Sukowati, Sabtu (4/6/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Seniman campursari di Kabupaten Sragen menggelar aksi nabuh bersama, pada Sabtu (4/6/2022).

Ada 14 komunitas campursariunjuk gigi di atas panggung berada di halaman parkir Gedung Sasana Manggala Sukowati.

Maklum, dua tahun ini tanpa acara dan tanpa gegap gempita karena serengan Corona.

Diatas panggung sudah lengkap dengan alat musik Campursari, berupa gendang, saron, demung, gong, rebab, siter, gitar elektrik, gitar bass, rebana, keyboard hingga drum set.

Acara lebih meriah ketika para penyanyi campursari mulai menembangkan tembang campursari yang dibawakannya.

Salah satu panitia, Joko Pitono mengatakan kegiatan tersebut sekaligus mengumpulkan para seniman campursari di Kabupaten Sragen setelah dihantam pandemi selama dua tahun.

"Mempererat lagi (hubungan antar seniman campursari), setelah dua tahun nggak ada kegiatan, saya adakan kumpul bareng," katanya kepada TribunSolo.com.

Acara tersebut sebenarnya digelar dengan persiapan yang sangat singkat, hanya dalam kurun waktu satu minggu saja.

Joko melihat ketika perayaan HUT ke-276 Sragen, seniman campursari yang menjadi ciri khas Sragen tak dilibatkan di dalamnya.

Baca juga: Niat Kuat Mbah Misri, Jual Sawah Demi Ibadah ke Mekkah, Uniknya Tetangga yang Membeli Turut Berhaji

Baca juga: Kata Pemkab Sragen,Ada Guru Sudah Mengabdi 35 Tahun Tapi Tak Dapat Pensiunan & Harus Kembalikan Gaji

Kemudian, ia meminta langsung ke Bupati Sragen untuk menggelar event untuk para seniman dan akhirnya diizinkan digelar di halaman Sasana Manggala Sukowati.

"Kan ini masih dalam suasana perayaan hari jadi Sragen ke-276, biar kita ikut memeriahkan juga," jelasnya.

Meski dibuat dengan sangat singkat, rencana tersebut langsung disambut antusias para seniman.

Dalam sekejap, sebanyak 14 komunitas dari pelaku campursari mendaftar dan semangat menggelar event.

Para seniman juga tidak dipungut biaya untuk tampil di acara yang baru pertama kali digelar itu.

"Semua komunitas saya jadikan satu, satu kelompok bermain selama dua jam, acara digelar dari jam 09.00 WIB sampai jam 22.00 WIB," terangnya.

"Yang jelas acara gratis untuk umum, antusias dari luar banyak yang nonton," tambahnya.

Menurut Joko, seniman campursari yang ada di Kabupaten Sragen berjumlah lebih dari 900 orang.

Dengan begitu, ia berharap agar Pemerintah Kabupaten Sragen memberikan wadah bagi para seniman campursari, terlebih setelah pandemi covid-19.

"Semoga intinya kedepan dari pihak Pemkab Sragen, teman-teman semua ada tempat, entah saat HUT atau kapan, karena dua tahun campursari sempat hilang," pungkasnya.

Pertunjukan Reog Ponorogo

Paguyuban Reog Ponorogo se-Surakarta menggelar aksi pertunjukan di depan Plaza Manahan, Minggu (24/4/2022) Sore.

Bukan untuk melakukan protes lantaran Reog Ponorogo yang diklaim Malaysia, mereka melakukan aksi untuk menghibur masyarakat yang sedang berpuasa.

Ketua Paguyuban Reog Ponorogo Surakarta Hadiningrat, Agung Setiono mengatakan, pertunjukan sore itu untuk berbagi dengan masyarakat yang sedang berpuasa.

Baca juga: Seniman Reog Ponorogo Bergerak, Tak Terima Klaim Malaysia: Gelar Aksi di Alun - Alun Wonogiri

Baca juga: Reog Diklaim Malaysia, Ratusan Seniman Geruduk DPRD Karanganyar: Minta Didaftarkan ke UNESCO

"Kita menghormati, di bulan suci Ramadan ini rutinitas takjil. Kita disini dari grup Reog se-Surakarta mempunyai ide untuk saling solidaritas," katanya, Minggu (24/4/2022).

Menurut Agung, di Kota Solo sendiri ada 34 grup Reog Ponorogo terbagi dari beberapa kelurahan. 

"Kita perfome 30 menit, lalu kita bagikan takjil 1.700 bungkus ke masyarakat," papar Agung. 

Dirinya menegaskan, bahwa kegiatan itu bukanlah lanjutan dari aksi protes terkait Reog Ponorogo yang diklaim Malaysia.

Baca juga: Diantar Ratusan Simpatisan, Joswi Mendaftar ke KPU Sukoharjo Naik Ontel dan Disambut Reog Ponorogo

"Tidak, ini murni menghormati saudara kita untuk beribadah puasa, sekaligus memberikan hiburan ke masyarakat," tegas Agung. 

Terkait jumlah anggora yang tergabung, ia mengatakan bisa hampir ratusan. 

"Kalau satu grup itu biasanya bisa sampai 20 anggota," ungkap Agung. 

Selain itu, pertunjukan Reog Ponorogo yang dilakukan itu untuk menghidupkan reog di Kota Solo. 

"Kita bersatu, dari pecinta reog, penikmat reog penggemar reog bisa ikut kalender tahunan Pemkot Surakarta," pungkas Agung. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved