Berita Klaten Terbaru
Pria di Klaten Tewas Tertabrak Kereta Api Shuttle Bandara, Meninggal di Lokasi Kejadian
Seorang Pria meninggal setelah tertabrak kereta api di ukuh Sekaran, Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Klaten.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sudarto (68) ditemukan meninggal dunia di tepi perlintasan kereta api di Dukuh Sekaran, Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, Klaten Jumat (24/6/2022) sekitar pukul 12.51 WIB.
Saat dihubungi TribunSolo.com, Kasi Humas Polres Klaten, Iptu Abdillah menjelaskan, dari keterangan warga sekitar sebelum kejadian, korban diketahui pulang dari rumah anaknya yang berada di timur rel kereta api.
Karena rumah anak korban yang bernama Wiyono (28) kosong, seketika itu korban memutuskan untuk pulang menyeberangi rel kereta api.
Baca juga: Kronologi Tunawiswa Perempuan Tersambar Kereta Api di Sragen, Diduga Hendak Menyeberang Rel
Namun, disaat yang sama ada kereta api shuttle bandara melintas dari arah Solo menuju Klaten.
Diduga karena korban tidak memperhatikan datangnya kereta api melintas, hingga akhirnya korban terserempet dan terpental dari lokasi kejadian.
Abdillah mengatakan jika kejadian itu diketahui saat Penjaga Palang Pintu Kereta Api Sekaran mendapat kabar dari Masinis KA Shuttle Bandara, Suseno.
Dari laporan tersebut disampaikan, jika ada laki-laki yang terserempet kereta yang dia kemudikan dari arah Solo menuju Klaten.
Selanjutnya petugas penjaga palang pintu melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek Wonosari, tak berselang lama Kapolsek dan beberapa anggota bersama petugas medis dari Puskesmas Wonosari tiba dilokasi.
"Dari hasil olah TKP, di dapati korban terpental sekira 5 meter dari rel kereta api," kata dia.
"Kondisi korban ditemukan sudah tidak bernyawa dengan luka sobek di kepala, sobek pada dahi, hidung mengeluarkan darah, luka sobek pada tangan kanan dan luka sobek pada kedua kaki," ungkap Abdillah.
Dari kejadian tersebut, Abdillah menghimbau kepada masyarakat jika ingin menyeberang rel, agar hati-hati dan waspada.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Desa Sekaran, Hery Tri Marjono, mengungkapkan jika jalur yang dilalui korban itu sudah lama ditutup dengan menggunakan besi.
"Jadi sebetulnya sudah diberi rambu (penghalang), untuk mencegah warga melintas di jalur itu. Namun bagi warga yang menggunakan sepeda ontel biasanya tetap melewati jalur itu dengan cara ditenteng," ungkapnya.
Ditambahkan Hery, jika jarak perlintasan kereta api yang dijaga dengan jalur yang dipilih korban melintas hanya berjarak sekitar 200 meter.
