Berita Klaten Terbaru
Dramatis, Ibu & Anak Lolos dari Maut di Klaten : Gegara Bentor Terobos Palang saat KA Pasundan Lewat
Bentor dengan dua penumpang yakni ibu-anak selamat dari maut usai pengemudinya terobos palang pintu ke Stasiun Srowot Klaten.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Tiga nyawa lolos dari maut akibat bentor menerobos perlintas kereta api (KA) Srowot, Kabupaten Klaten.
Detik-detik peristiwa itu terekam dalam CCTV milik Stasiun KA Srowot yang tersebar di medsos sehingga viral salah satunya di Instagram @infocegatanklaten, Minggu (26/6/2022).
Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, bentor yang berpenumpang dua orang menerobos perlintasan double track di Desa Gondangan, Kecamatan Jogonalan tersebut.
Beruntung nasib baik masih menimpa sopir bentor dan dua penumpangnya, meski salah satunya terjungkal hingga mencium jalanan aspal.
Adapun penyelamatan ketiga orang dalam bentor itu begitu dramatis, kerena hanya hitungan detik KA Pasundan dari arah Purwosari ke Jogja itu melaju kencang.
Saat itu petugas penjaga palang pintu sigap mendekati bentor yang masih di tengah-tengah rel dan menariknya agar menjauh.
"Iya benar kejadian itu (bentor) ada kemarin Minggu (26/6/2022), tapi saya tak berwenang menyampaikan lebih lanjut, tanya Daop VI saja," kata petugas penjaga yang enggan disebutkan namanya saat ditemui TribunSolo.com, Senin (27/6/2022)
Febriyanto Asmoro (34) warga desa setempat yang menggunggah kejadian tersebut menjelaskan, peristiwa terjadi sekira pukul 13.00 WIB.
Saat itu tak banyak warga yang tahu, lantaran warga sedang berkumpul untuk melakukan kerja bakti membangun masjid.
Baca juga: Tukang Becak di Solo Terjatuh dari Pohon, Niat Cari Pakan Ternak Malah Dilarikan ke Rumah Sakit
Baca juga: Ujicoba KRL Solo-Jogja di Stasiun Palur, Juliyatmono: KAI Jangan Tutup Perlintasan di Bawah Flyover
"Itu gara-gara bentor masuk di (perlintasan KA) yang sudah tertutup, padahal saat itu kereta datang dari dua arah, saat kereta (KRL) baru lewat satu, tiba tiba bentornya langsung nyelonong," ucapnya kepada TribunSolo.com.
Febri menceritakan, jika saat itu, kereta yang hampir menabrak bentor yang melintas dari arah dari timur ke barat merupakan kereta antar provinsi.
"Langsung petugas palang kereta (lari) menarik bentor itu keluar dari perlintasan kereta," tambahnya.
Dia mengungkapkan jika kejadian tersebut baru pertama kali, karena warga yang sering melewati perlintasan kereta api tidak akan senekat bentor tersebut.
Dirinya menduga jika pengendara bentor tersebut tidak memperhatikan jika akan ada dua kereta yang akan melintas di perlintasan kereta tersebut.
"Biasanya yang sering lewat sini, kalau palang pintunya sudah ditutup ya enggak akan melintas, mereka akan berhenti," ungkapnya.
"Tapi karena pengemudi bentornya udah tua, jadi mungkin tidak begitu memperhatikan kalau ada dua kereta yang akan melintas," tambahnya.
Penumpang Terjungkal
Lebih lanjut dia menjelaskan, jika dua penumpang dan pengemudi bentor tersebut selamat, hanya satu penumpang mengalami luka di bagian kepala karena terjungkal saat berusaha turun dari bentor tersebut.
"Satu penumpang sudah bisa turun, tapi yang satunya waktu mau turun jatuh, jadi luka di bagian kepala," jelasnya.
Febri menambahkan jika saat itu kedua penumpang yang terdiri dari ibu dan anak itu berangkat dari Kecamatan Wedi.
Kedua penumpang tersebut bermaksud untuk berobat ke daerah Prambanan.
Dari kesaksian Febri, dia mengaku jika baru pertama kali melihat pengemudi bentor tersebut.
Yang dirinya ketahui jika pengemudi bentor tersebut merupakan warga Kecamatan Wedi.
Dengan kejadian tersebut dirinya berharap menjadi yang terakhir kalinya.
"Saya berharap agar nantinya ke depannya kesadaran pengguna jalan lebih baik. Seharusnya kalau sudah ada bunyi palang kereta sebaiknya berhenti," kata dia. (*)