Berita Solo Terbaru
Siapa yang Setuju THR Sriwedari Solo Dihidupkan Lagi? Wali Kota Gibran : THR Dipindah di Lokananta
Ada kabar mengejutkan dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka soal THR Sriwedari yang akan dihidupkan kembali.
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Taman Hiburan Rakyat (THR) dulu menjadi primadona tersendiri bagai warga Kota Solo.
Dulunya THR berada di kawasan Sriwedari, namun sejak tahun 2017 sudah tutup.
Meski sudah bertahun-tahun, kini kenangannya masih menempel di hati warga Solo.
Ternyata ada kabar mengejutkan dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Orang nomor di Kota Bengawan itu berencana mengembalikan lagi THR.
Gibran berencana menempatkan THR di Kompleks Studio Mudik Lokananta Solo.
"THR dipindah di Lokananta, ini nunggu gambarnya nunggu di ACC Pak Menteri BUMN," kata Gibran kepada TribunSolo.com, Selasa (28/6/2022).
Gibran melanjutkan, meski ada pembenahan tidak akan mengubah nyawa dari Lokananta.
"Studio kaset, rekaman itu asuk cagar budaya enggak diubah, hanya direvitalisasi tanpa mengubah bentuk dan apapun," ujarnya.
Sedangkan untuk stage-nya, akan diletakkan di lahan Lokananta yang masih kosong.
"Nanti ditambah di belakang masih banyak lahan berapa hektare untuk stage menggantikan THR," jelasnya.
Baca juga: Kilas Balik THR Sriwedari Solo : Lima Tahun Ditutup, Pernah Cetak Rekor 13 Ribu Penonton SERA Mania
Baca juga: Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Ulang Tahun Ke-74 : Ada Acara Malam Ini, Begini Susunan Acaranya
Dirinya mengaku ingin mengabaikan lagi roh Lokananta sebagai studio rekaman pertama di Indonesia.
"Nanti konsepnya outdoor untuk menfasiltasi pasar seniman lokal," ungkapnya.
Kilas Balik THR
Hampir lima tahun lamannya, Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari Solo sirna dari pandangan mata.
Tatapi namanya yang besar membahana sejak 1985 hingga 2017 silam, tak begitu saja tenggelam.
Kini, nama Sriwedari kembali membahana usai diterpa isu menara Masjid Sriwedari ambruk.
Berbicara soal lokasi yang berada di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan itu, memiliki cerita panjang.
Ya, sebelum jadi Masjid Taman Sriwedari Solo (MTSS), lokasi itu adalah THR Sriwedari.
Di mana THR Sriwedari ditutup Oktober lima tahun silam, tetapi Februari 2018, Pemkab memutuskan membangun MTSS.
Ternyata di balik tutupnya THR Sriwedari, ada berjuta kenangan.
Maklum THR Sriwedari tak ahnya jadi tempat hiburan ikonis, seperti wahana anak yang isinya beraneka macam.
Selain wahana permainan seperti mini coaster ulat bulu, boom-boom car, mandi bola, komedi putar, rumah hantu, THR Sriwedari juga selalu menghadirkan dangdutan seperti SERA.
Bahkan, penyanyi yang sering manggung di Sriwedari yakni penyanyi Via Vallen yang kini tersohor di mana-mana.
Baca juga: Fraksi PDIP DPRD Solo Datangi Masjid Sriwedari yang Mandek : Sumbang Dana, Tegaskan Tak Perlu Pansus
Baca juga: Panitia Pembangunan Masjid Sriwedari Solo Dirombak, Purnomo Usul Teguh Jadi Ketua, Gibran Penasehat
Oleh kerena itu, banyak yang menyebutnya 'SERA-nan'.
Mantan pegawai THR Sriwedari, Retnosari menceritakan dahsyatnya THR yang kemudian menjadi ikon di Kota Bengawan.
Bagaimana tidak dahsyat, ada ribuan penonton yang selalu memadati THR setiap kali ada acara dangdutan.
"Dulu untuk acara dangdut setiap hari Rabu dan Sabtu itu selalu dipenuhi oleh penontonya," kata Retno kepada TribunSolo.com, Jumat (17/6/22022).

Penonton Terbanyak 13 Ribu Orang
Wanita 62 tahun itu memaparkan, untuk artis-artis yang mengisi merupakan penyanyi daerah mulai dari Jawa Timur maupun dari Jawa tengah.
Untuk penyanyi Jawa Timuran, lanjut Retno yang paling terkenal yakni SERA di mana salah satu artisnya yakni Via Vallen.
"Penyanyi Via Vallen yang paling tinggi penontonnya (rekor) pernah tahun 2012, ada 13 ribu penonton, Sagita juga banyak pokoknya dari Jawa Timur, Jawa Tengah juga banyak," paparnya.
Baca juga: Beri Solusi Proyek Masjid Sriwedari, Ulama Solo : Dituntaskan Dahulu & Kesampingkan soal Sengketa
Baca juga: Begini Fakta Lain Sejarah Panjang Taman Sriwedari Versi Majalah Kajawen yang Terbit pada Tahun 1929
Bahkan, sejak manggung di THR Sriwedari nama Via Vallen mulai terkenal di telinga pecinta dangdut.
Untuk harga tiket menonton pada saat zaman itu, di kisaran Rp 20 ribu.
"Sejak terkenal itu, kita selalu mengundang SERA setiap dua bulan sekali," ceritanya.
Selain genre dangdut, THR Sriwedari juga menghadirkan mudik bergenre campursari, Koes Plus hingga rock.
"Untuk jamnya mulai pukul 20.00 sampai 23.00," terangnya.
Menurut Retno, selain hiburan untuk masyarakat THR juga selalu menghadirkan kegiatan untuk minggu pagi bagi anak sekolah.
"Minggu ketiga biasanya untuk apresiasi seni TK, ada juga band-band anak remaja atau drum band TK," ungkapanya.
Hampir lima tahun ditutup, Retno tak memungkiri dirinya begitu rindu dengan suasana meriahkanya THR Sriwedari.
"Kalau dibilang kangen ya tentunya kangen, apalagi saya bekerja di sana sejak THR Sriwedari dibuka hingga tahun 2017 ditutup," terangnya. (*)