Berita Solo Terbaru
Tahun Ajaran 2022/2023, Ada 22 Sekolah Penggerak di Kota Solo : Siap Gunakan Kurikulum Merdeka
Memasuki tahun ajaran baru 2022/2023, sekolah penggerak di Kota Solo mencapai 22 sekolah. Mereka siap menggunakan kurikulum merdeka dalam pembelajaran
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Memasuki tahun ajaran baru 2022/2023, sekolah penggerak di Kota Solo mencapai 22 sekolah.
Jumlah tersebut terbagi menjadi 12 sekolah SD dan 10 sekolah jenjang SMP di Kota Solo.
Sekolah Penggerak sendiri merupakan sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Baca juga: SDN Sondakan Surakarta Jadi Sekolah Penggerak Angkatan Pertama, Bakal Gunakan Kurikulum Merdeka
Baca juga: Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum Sebelumnya, Tak Ada Lagi Jurusan IPA IPS Bahasa di SMA
Sistem tersebut mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul yakni kepala sekolah dan guru.
“Di sekolah penggerak tersebut salah satu yang menjadi poinya adalah sudah menggunakan kurikulum merdeka,” kata Kabid SD-SMP Dinas Pendidikan, Abdul Haris Alamsah, Senin (25/5/2022).
“Kurikulum merdeka sudah dilaksanakan di sekolah penggerak, tentunya tahap satu sudah dilaksanakan,” katanya.
Mulai tahun ini atau pembelajaran 2022/2023, pemerintah mengharapkan kurikulum merdeka juga dilaksanakan di sekolah secara mandiri.
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta saat ini tengah melakukan penerapan Kurikulum Merdeka di sejumlah sekolah.
Baca juga: Per Juli 2022 SDN Sondakan Surakarta Gunakan Kurikulum Merdeka, Apa Beda dari Kurikulum Sebelumnya?
Baca juga: Tahapan Daftar Ulang PPDB Jenjang SD Kota Solo, Siswa Baru yang Telah Diterima Harus Paham
Nantinya, ada tiga jalur penerapan Kurikulum Merdeka secara mandiri.
Dengan rinciannya kategori mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi.
Mandiri belajar yakni sistem dan metode yang menggunakan kurikulum merdeka, namun materinya masih memakai kurikulum 2013.
Mandiri berubah yakni pembelajaran dengan sistem, materi dan kurikulum baru tapi perangkat mengajarnya disediakan dari pemerintah sedangkan sekolah tinggal melaksanakan.
“Mandiri berbagi yaitu sistem metode kurikulum merdeka, materinya disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing, jadi sekolah membuat sendiri,” katanya.
“Sedikit demi sedikit kami lakukan, karena beberapa sekolah dan kelas harus menyelesaikan kurikulum lama terlebih dahulu,” katanya.
(*)