Berita Boyolali Terbaru
Sampai Pertengahan Tahun 2022, Ada 9 Kasus Leptospirosis Ditemukan di Boyolali
Kasus kencing tikus kembali ditemukan di Boyolali pada tahun 2022 ini. Dinas sampai berburu tikus untuk mencari penyebab munculnya kasus tersebut.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Masyarakat sebaiknya lebih waspada dengan penyebaran Leptospirosis.
Penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus itu kembali melanda Boyolali.
Kasus Leptospirosis pernah terjadi beberapa kali di Boyolali.
Baca juga: Seorang Warga di Wonogiri Meninggal Akibat Leptospirosis, Penyakit yang Disebabkan Air Kencing Tikus
Terakhir pada tahun 2019 lalu, ada sebanyak 10 kasus Leptospirosis di Boyolali.
Dari 10 penderita penyakit yang disebabkan kencing tikus itu, 5 diantaranya meninggal dunia.
Penyakit dengan gejala seperti demam berdarah itu memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, yakni mencapai 30 persen.
Penyakit Leptospirosis ini paling banyak ditemukan di wilayah kecamatan Ngemplak.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Teguh Tri Kuncoro mengatakan hingga pertengahan tahun 2022 ini, total sudah ada 9 kasus Leptospirosis.
Kasus Leptospirosis ini menyebar di kecamatan Musuk, Andong, Boyolali, Wonosegoro, Teras dan Simo.
"Terakhir dua kasus ditemukan di kecamatan Ampel. Satu di Desa Ngenden, satu di Desa Selondoko," kata Teguh, kepada TribunSolo.com, Minggu (3/7/2022).
Dua kasus tersebut ditemukan pada awal Juni lalu.
Saat ini kedua pasien Leptospirosis itu sudah sembuh.
Meski begitu, pihaknya tetap melakukan tindak lanjut untuk memastikan apakah tikus di sekitar lokasi temuan kasus merupakan penyebab penyakit ini.
Sejak Kamis (30/6/2022), petugas Dinkes Boyolali mulai memasang jebakan tikus di sekitar lokasi.
Tikus yang tertangkap tertangkap kemudian dilakukan pembedahan untuk diambil ginjal dan darahnya.
Selanjutnya akan dikirimkan ke laboratorium untuk memastikan apakah tikus tersebut merupakan penyebab penyakit ini. (*)