Berita Sragen Terbaru
Herannya Bupati Sragen: Angka Kemiskinan Tertinggi, Tapi Terbanyak Berangkat Haji Se-Solo Raya
Bupati Sragen mengaku bingung dengan tingginya angka kemiskinan di Bumi Sukowati. Padahal calon jamaah haji dari Sragen terbanyak se-Solo Raya
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Tapi dana itu tidak sepeserpun diambil dari APBD Kabupaten Sragen, melainkan gotong royong dari stakeholder terkait.
Bantuan diberikan dalam bentuk pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jambanisasi, Usaha Ekonomi Produktif (UEP), beasiswa anak sekolah hingga jatah hidup bagi warga miskin tidak produktif.
"Harapannya bisa zero kemiskinan, makanya terus diidentifikasi dan evaluasi, kita sudah melakukan berdasarkan data DTKS kalau sudah mampu ya kita coret," jelasnya.
Termasuk mengentaskan kemiskinan absolut, dengan diberikan bantuan jatah hidup.
Apabila anaknya sudah mampu mandiri, maka yang bersangkutan sudah tidak lagi mendapatkan jatah hidup.
Baca juga: Kuliner Enak di Sragen : Lontong Sumatera Wak Loy, Sambal Tauconya Bikin Nagih, Ada Jengkolnya Juga
Baca juga: Rekor, Pengkok Jadi Desa Terbanyak di Sragen yang Sembelih Hewan Kurban : Ada 167 Sapi & 36 Kambing
"Alokasi jatah hidup Rp 200.000 per bulan, tentu kalau anaknya sudah mandiri sudah tida diberi, nanti kita evaluasi tahun depan," terangnya.
Jika program Desa Tumis di Desa Jabung sukses, Yuni mengatakan penerapan serupa bakal menyasar desa lain seperti Desa Kadipiro dan Desa Cemeng.
Terpisah, Kepala Desa Jabung, Triyono mengatakan total ada 57 unit rumah yang mendapat bantuan RTLH.
Ke-57 rumah tersebut akan dibangun secara bertahap menjadi 3 sesi.
Menurutnya di Desa Jabung sendiri saat ini ada 515 penduduk miskin berdasarkan data DTKS.
"Yang masuk data DTKS ada 515 orang, kalau dulu sebanyak 630an, ada yang sudah layak, sekarang tinggal 515," ujar Triyono.
(*)