Anak Bunuh Ibu di Sragen
Warga Berkerumun Lihat Reka Ulang Kasus Anak Bunuh Ibunya di Sragen : Penasaran dengan Sosok Pelaku
Reka ulang adegan pembunuhan seorang ibu oleh anak kandungnya di Sragen menyedot perhatian warga sekitar. Warga berkerumun ingin melihat sosok pelaku
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Menurut AKBP Piter, DP melakukan tindakan tersebut secara spontan dan dalam keadaan sehat tidak mengalami gangguan kejiwaan.
Sebelum melaksanakan aksinya itu, DP sempat berkumpul dengan teman-temannya dan minum-minuman keras hingga mabuk pada Senin (27/6/2022) malam.
Kemudian pada Selasa (28/6/2022) sekitar pukul 00.30 WIB, DP kembali ke rumah kemudian bertemu dengan sang ibu.
Sang ibu kembali menasehati DP, namun DP mengatakan untuk dibahas besok dan ia kemudian tidur.
Keesokan harinya, sekitar pukul 05.00 WIB Setyorini kembali menasehati DP untuk mencari kerja.
"Besok paginya kembali dibahas hal tersebut sehingga menyebabkan yang bersangkutan menjadi emosi menjadi meledak, spontanitas DP melakukan hal tersebut," jelasnya.
"DP melakukan tindakan fisik memukul bagian tubuh dari korban kemudian jatuh ke lantai, kepala dibenturkan tiga kali ke lantai hingga ibunya tak berdaya, kemudian kepala ibunya dimasukkan ke ember berisi air, sehingga atas dasar itu korban meninggal dunia," terangnya.
Dengan rasa tak berdosa, pelaku melanjutkan tidurnya setelah melakukan aksi keji itu.
Kemudian ada tetangga yang melihat ada separuh badan seperti terjatuh dan ketika dipanggil tidak menjawab.
Dari situlah baru diketahui Setyorini telah meninggal dunia.
Selain itu, DP juga merasa jengkel karena selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya.
Diketahui, Setyorini juga mengasuh kedua keponakannya dan sempat tinggal bersama dan sudah dianggap sebagai anak sendiri.
Kedua anak asuh Setyorini sudah bekerja di Kabupaten Karanganyar dan Jakarta yang terkadang juga membantu perekonomian Setyorini di Sragen.
"Ada pengakuan pelaku jengkel karena dibanding-bandingkan dengan kakak keponakan, berangkat sana ke temuin kakak Jakarta," ujarnya.
"Kami melihat itu sebagai nasehat seorang ibu kepada anaknya untuk mendapatkan kehidupan yang layak, namun direspon demikian oleh pelaku," terangnya.
(*)