Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

KKB Papua

Kisah Pilu Yohanes Merantau Demi Nafkahi Keluarga, Malah Tewas Ditembak KKB, Sempat Kirim Rp 2 Juta

Sebelum meninggal dunia ditembak KKB, Yohanes Rangkas masih sempat mengirimkan uang senilai Rp 2 juta untuk sanak keluarganya di Kampung Bangka Ajang.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunFlores.com/Charles Abar Suasana
Suasana rumah duka keluarga Yohanes Rangkas di Ajang, Desa Bangka Ajang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Minggu 17 Juli 2022. Yohanes Rangkas adalah salah satu korban penembakan KKB Papua di Nduga. 

TRIBUNSOLO.COM, FLORES - Yohanes Rangkas (26), warga asal Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu dari 10 korban penembakan yang tewas akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua.

Sebelum meninggal dunia, Yohanes Rangkas masih sempat mengirimkan uang senilai Rp 2 juta untuk sanak keluarganya di Kampung Bangka Ajang, Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Yohanes berkirim uang, tepat 4 hari sebelum tewas ditembak.

Dalam pesan terakhirnya, ia meminta sanak keluarganya di Kampung Bangka Ajang, agar uang Rp 2 juta yang dikirimnya itu digunakan untuk membeli beras.

Baca juga: Terjadi Serangan KKB Papua di Distrik Nduga Sabtu 16 Juli 2022, 9 Orang Tewas

Kemudian pada Jumat malam 15 Juli 2022, Yohanes kembali menghubungi keluarganya.

Yohanes meminta agar sanak keluarganya di Bangka Ajang selalu sayang dan jangan pernah memarahi keponakannya.

Ternyata itu adalah pesan terakhir dari Yohanes.

Begitu juga dengan uang Rp 2 juta, menjadi kado terakhir dari Yohanes untuk sanak keluarganya.

Baca juga: Anggota KKB Nyamar Jadi Warga Sipil agar Bisa Bunuh TNI, Rencana Gagal Gara-gara Suara Kokang

Pasalnya, Sabtu (16/7/2022) Yohanes tewas di tangan KKB di Kampung Nanggolait.

"Kemarin malam dia (Yohanes) bilang jangan marah ponakan di kampung," ujar Yosep Kawe, kakak kandung korban, mengulangi kalimat Yohanes, saat dihubungi TRIBUNFLORES.COM, Sabtu (16/7/2022).

"Telepon omong singkat saja. Dia sering kirim uang. Empat hari lalu setelah kirim uang, dia pesan kami kalau uang ini buat beli beras," imbuh Yosep.

Yosep berkisah, Yohanes memutuskan untuk merantau karena tuntutan ekonomi keluarga.

Dirinya sempat pulang kampung di tahun 2015, namun setelah itu terhitung sudah tujuh tahun Yohanes tidak pernah pulang.

Baca juga: Rekam Jejak Toni Tabuni, Pimpinan KKB Papua yang Ditembak Mati Satgas: Pernah Bakar Bandara

Yohanes memberi kabar bahwa dirinya kini bekerja sebagai penjaga kios milik pengusaha asal Batak di Kampung Nanggolait.

Ia mengarakan baru lima bulan bekerja sebagai penjaga kios di Kampung Nanggolait.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved