Berita Solo Terbaru
Kata Gusti Moeng Jika Kebo Bule Nekat untuk Kirab Malam 1 Suro : Bisa Kocar-kacir
Gusti Moeng mengatakan, kematian kebo bule jelang kirab ini merupakan kali pertama terjadi.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Ketua Pengelola Alun-alun Selatan, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani mengatakan, kebo Nyai Juminten mengandung selama 9 bulan.
"Nyai Juminten ini sedang kena PMK, kemarin susah makan, tapi akhir-akhir ini sudah mau makan," ujarnya.
"Ini kita beri ketela terus, karena sukanya ketela," imbuhnya.
Kebo Nyai Juminten sendiri sudah berusia 10 tahun, dan sudah melahirkan sebanyak 5 kali.
Dilarang untuk Kirab Satu Suro
Sebanyak 7 ekor kebo bule keturunan Kiai Slamet milik Keraton Solo terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Ketua Pengelola Alun-alun Selatan, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, mengatakan hal tersebut membuat kebo bule itu tak memungkinkan mengikuti kirab malam satu suro yang jatuh pada Jumat (29/7) mendatang.
Sebab, masa pemulihan kerbau usai terpapar PMK membutuhkan waktu 2-4 minggu.
Sementara sejumlah kerbau masih terpapar PMK.
Baca juga: Kebo Bule Milik Keraton Solo Mati Terpapar PMK Diduga Lewat Manusia, Begini Penjelasan Dinas
"Kelihatannya tidak memungkinkan untuk keluar, khawatirnya akan timbul penyakit baru. Kami fokus ke pemulihan," katanya, kepada TribunSolo.com, Sabtu (23/7/2022).
Dia mengatakan, ada sekitar 18 kerbau keturunan Kyai Slamet yang dipelihara Keraton Kasunanan Surakarta.
Namun 7 kerbau inti, masih terpapar PMK, dan menjalani masa karantina di kandang khusus.
Sementara 1 kebo bule meninggal karena terpapar PMK.
"Yang sakit yang kebo inti, yang belum inti saja sudah ada yang terindikasi. Yang dua sehat," ujarnya.
"Sedangkan kirab itu pakai kebo inti, yang lain belum bisa dan belum pernah ikut kirab," tambahnya.