Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Polisi Tembak Polisi

Alasan Ibu Brigadir J Teriak Nama Putri Candrawathi saat Makam Anak Dibongkar, Dulu Dijanjikan Ini

Rosti sang ibunda, tak berdaya melihat peti jenazah Brigadir Yosua diangkat dari liang kubur, dan kemudian dimasukkan ke mobil ambulans.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Kolase Instagram
Brigadir J tewas dituding lakukan pelecehan pada istri Irjen Ferdy Sambo atasannya sendiri. Ibunda sebut-sebut nama Putri saat makam Brigadir J dibongkar. 

Proses Autopsi Ulang

Adapun proses pembongkaran dan pengangkatan peti mati Brigadir Yosua dimulai sekira pukul 07.30 WIB dan berlangsung sekitar satu jam.

Setelah peti mati berhasil diangkat dengan menggunakan tali tambang berwarna putih, peti mati itu kemudian dibuka untuk memastikan apakah jenazah layak untuk dilakukan autopsi ulang.

Sejumlah polisi membentuk barikade untuk menutup saat proses pembukaan peti mati itu dilakukan.

Begitu selesai, jenazah Brigadir J kembali diangkat dan dimasukan ke dalam mobil ambulans yang sudah menunggu di areal makam untuk dibawa ke RSUD Sungai Bahar untuk diautopsi ulang.

Baca juga: Dokter Spesialis Forensik Ungkap Kerumitan Proses Autopsi Ulang Jenazah Brigadir J : Harus Teliti

Autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Yosua dilakukan untuk menjawab keraguan atas autopsi yang dilakukan sebelumnya.

Permohonan melaksanakannya disampaikan oleh keluarga Brigadir Yosua melalui kuasa hukumnya.

Brigadir Yosua sebelumnya dikabarkan tewas akibat luka tembak saat berada di kediaman Kadiv Propam non-aktif Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7).

Namun, pihak keluarga melihat kondisi jenazah Brigadir J tidak wajar. Mulai dari luka sayatan di bagian muka dan kepala, kondisi jari yang retak hingga memar di bagian dada.

Pelaksanaan autopsi ulang ini melibatkan dokter forensik dari yang ditunjuk oleh Polri dan juga tim independen.

Di antara dokter forensik tersebut ada yang berasal dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia, dan juga dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.

Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dokter Ade Firmansyah memimpin proses autopsi ulang itu.

"Dokter Ade Firmansyah Sugiarto sebagai ketua tim kedokteran forensik yang melakukan ekshumasi dan autopsi," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di lokasi. Dokter Ade juga merupakan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

Proses autopsi berlangsung sekitar empat jam.

Dari pantauan Tribun Network di lokasi, tim dokter dan sejumlah anggota keluarga Brigadir Yosua tampak keluar dari ruangan pelaksanaan autopsi menuju ruang pihak keluarga yang telah disiapkan sekitar pukul 13.00 WIB.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved