Berita Boyolali Terbaru
Melihat Kerja Peternak Bebek Boyolali: Punya Ribuan Ekor, Pilih Dibesarkan dengan Sistem Angon
Saat ini peternak bebek tidak hanya mengandalkan sistem kandang. Mereka lebih suka cara membesarkan dengan sistem angon.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Suasana areal persawahan di Desa Canden, Kecamatan Sambi, Boyolali lebih ramai dibandingkan biasanya.
Di kanan kiri jalan banyak terparkir gerobak yang ditarik dengan sepeda motor.
Ada juga seorang laki-laki dengan membawa sebuah tongkat panjang yang pada ujungnya terdapat rumpun tali rafiannya nampak sibuk mengatur ratusan ekor bebek untuk diarahkan ke sawah.
Iya, beberapa orang laki-laki lainnya juga terlihat serius mengawasi bebek-bebeknya agar tak masuk ke petak sawah yang belum dipanen.
Saat panen raya seperti di Desa Canden ini menjadi tujuan peternak bebek untuk melepaskan bebeknya.
Peternak akan membawa bebek -bebek dari kandang untuk diliarkan sementara waktu.
Ratusan bebek yang dibawa peternak ini bakal mengais rontokan gabah yang jatuh saat pemanenan.
Baca juga: Gerak-geriknya Mencurigakan, Pengguna Sabu Langsung Diringkus di Belakang Kandang Bebek di Mojolaban
Selain itu, bebek juga bakal melahap binatang -binatang kecil yang banyak terdapat disawah itu.
Tak butuh waktu lama bagi bebek untuk memenuhi temboloknya.
Kurang dari 1 jam, bagian bawah leher bebek sudah terlihat besar nan berisi yang menandakan bebek sudah kenyang.
Margono salah satu peternak bebek asal Banyudono mengaku setiap hari mengajak bebek-bebeknya keluar kandang untuk mencari makan.
Dengan gerobok yang telah didesain bertingkat, sekali angkut bisa membawa sebanyak 350 ekor.
"Saya punya 3.500 ekor. Yang angon ada beberapa orang," ujarnya, saat berbincang dengan TribunSolo.com, Minggu (31/7/2022).
Dia pun terjun langsung untuk dalam mengangon bebek ini.
"Dua kali. Setelah bebek kenyang. Saya bawa pulang. Kemudian kembali lagi dengan membawa bebek-bebek yang belum diangon," tambahnya.
Dia mengaku dengan cara seperti ini usaha peternakan bebek lebih untung.
Sebab dia tak perlu mengeluarkan uang untuk pembelian pakan.
Kalau pun harus beli itu jumlanya kecil hanya untuk bebek yang baru menetas.
"Untungnya lebih ketimbang sistem kandang. Karena dengan sistem angon, peternak tidak perlu lagi melakukan pengeluaran untuk pembelian pakan. Pakan konsentrat," jelasnya.
Parmo peternak lain mengaku hal senada.
Dia memelihara bebek ini sejak menetas.
Pemberian pakan konsentrat pun hanya saat usia 0-20 hari.
"Setelah itu ya saya lepas (angon). Setelah itu, Kalau pun harus diberi pakan cuma sedikit, tidak seperti bebek kandangan," ujarnya.
Selain lebih hemat pakan konsentrat, dengan cara diangon ini, baginya bebek lebih sehat.
Sebab saat diangon bebek terus bergerak dengan menyenangkan seperti dialamnya.
"Selain pakan alami. Bebek juga bisa berendam dan bahkan berenang di sawah kalau airnya pas banyak," pungkasnya. (*)