Berita Karanganyar Terbaru
Harapan Juliyatmono soal Gas Elpiji 3 Kg Mulai Langka di Karanganyar : Hiswana Cek Agen & Pangkalan
Kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kilogram menghantui warga Karanganyar. Itu membuat Bupati Karanganyar Juliyatmono mengajukan permintaan ke Hiswana.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Adi Surya Samodra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kilogram menghantui warga Karanganyar.
Hal tersebut membuat Bupati Karanganyar Juliyatmono mengajukan permintaan terkait kelangkaan gas elpiji bersubsidi tersebut.
Bukan terkait pengajuan penambahan kouta, melainkan meminta Hiswana Migas Soloraya untuk turun tangan dan mengecek dari agen hingga pangkalan.
Bupati Karanganyar Juliyatmono meminta Hiswana Migas menertibkan agen hingga pangkalan gas elpiji bersubsidi di Kabupaten Karanganyar.
Dia menduga terdapat penyimpangan dalam penggunaan gas elpiji subsidi tersebut sehingga terjadi kelangkaan.
Baca juga: Pendanaan Pesta Rakyat di Karanganyar yang Dimeriahkan Nella Kharisma, Juliyatmono : Bukan Dari APBD
Baca juga: Persiapan BPBD Karanganyar Hadapi Musim Kemarau: Siagakan Tangki Air Bersih, Waspada Kebakaran Hutan
"Kami minta untuk Hiswana Migas untuk segera menertibkan agen atau pangkalan yang nakal, bahkan bila diperlukan diberlakukan kartu kendali atau girik untuk pengguna gas 3 kilogram," ungkap Juliyatmono kepada TribunSolo.com, Kamis (4/8/2022).
"Banyak yang salah sasaran, harusnya gas tersebut digunakan untuk warga tidak mampu, namanya barang bersubsidi," imbuh Juliyatmono.
Juliyatmono mengatakan kartu kendali ini dikeluarkan oleh Hiswana Migas melalui agen dan pangkalan masing-masing.
Mereka yang mengetahui secara pasti pelanggan atau pengguna gas elpiji bersubsidi tersebut.
"Kalau biasanya beli gas nonsubsidi lalu ganti beli gas melon harusnya ditegur, pangkalan ini kan yang tahu siapa-siapa pelanggannya," kata kata Juliyatmono.
Dia menuturkan, fenomena kelangkaan gas subsidi ini busa terjadi karena tak sedikit kelompok masyarakat mampu yang memilih membeli elpiji kilogram ketimbang yang ukuran gas non subsidi yaitu berisi 12 kilogram.
Menurut Juliyatmono, banyaknya permintaan gas elpiji bersubsidi juga dipengaruhi harga elpiji nonsubsidi terus naik sehingga banyak yang beralih ke yang bersubsidi.
Hal tersebut membuat daya konsumsi masyarakat terhadal gas 3 kilogram semakin meningkat, sedangkan kuota makin terbatas
"Kuota gas 3 kilogram tiap tahun ya seperti ini, kita minta tambah juga enggak menyelesaikan masalah, pungkas Juliyatmono.
Jeritan Warga
Sebelumnya, permintaan gas elpiji subsidi 3 kilogram di Kabupaten Karanganyar kian hari mulai meningkat di tengah naiknya harga gas elpiji non subsidi.
Seperti yang diungkapkan pemilik pangkalan gas Sinar Abadi, Sunarno.
Dia mengungkapkan permintaan gas subsidi 3 kilogram mulai meningkat di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar sejak Minggu (10/7/2022).
Itu diduga karena beberapa masyarakat yang semula mengonsumsi gas non subsidi beralih ke gas subsidi 3 kilogram.
"Permintaan gas ukuran tiga kilogram mengalami peningkatan cukup signifikan, saat ada pengiriman gas melon langsung habis,"kata Sunarno
Baca juga: Persiapan BPBD Karanganyar Hadapi Musim Kemarau: Siagakan Tangki Air Bersih, Waspada Kebakaran Hutan
Baca juga: Pro Kontra Revisi Perbup Karanganyar Terkait Peringkat Satu Terpilih Jadi Perangkat Desa
Dia mengatakan selain banyak warga pengguna gas non subsidi beralih ke gas subsidi, gas melon untuk digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel oleh petani.
Ia mengungkapkan saat ini, harga gas isi ulang non subsidi ukuran 5,5 kilogram mencapai Rp 110 ribu per tabung.
"Harga gas non subsidi cukup tinggi, makanya banyak yang beralih ke gas tiga kilogram," ungkap Sunarno
Permintaan gas subsidi 3 kilogram yang meningkat membuat warga Desa Ngringo mulai kesusahan mencari stok, seperti yang dialami Subardi.
Dia merasa gas melon tersebut mulai langka dalam dua pekan terakhir.
Padahal beberapa hari sebelumnya, gas tersebut sangat mudah diperoleh.
"Saya kesulitan mencari elpiji tiga kilogram, bahkan saya harus cari di luar desa Ngringo, saya juga tidak tahu kenapa gas subsidi bisa sulit diperoleh,"ucap Subardi.
Dia menjelaskan, untuk harga normal biasanya Rp 18 ribu per tabung.
Namun saat ini, harga tabung gas elpiji subsidi mengalami kenaikan menjadi Rp 19 ribu per tabung.
"Mau gimana lagi mas, harus beli, karena memang kebutuhan,"pungkas Subardi.
(*)