Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Kiriman Gas Elpiji 3 Kg di Sragen Mulai Seret : Biasanya Seminggu 2 Kali, Sekarang Cuma Sekali

Keberadaan gas elpiji 3 kg di Kabupaten Sragen mulai susah dicari. Kondisi tersebut dialami warga Sragen dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Adi Surya Samodra
TribunSolo.com/ Septiana Ayu Lestari
Susunan gas 3 kg di toko kelontong milik Sadiman, di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, Kamis (4/8/2022).  

"Kalau susah dicari biasanya habis hari Kamis, setelah dikirim, biasanya langsung cepat habis," pungkasnya.

Warga Karanganyar Menjerit

Sementara itu, permintaan gas elpiji subsidi 3 kilogram di Kabupaten Karanganyar kian hari mulai meningkat di tengah naiknya harga gas elpiji non subsidi. 

Seperti yang diungkapkan pemilik pangkalan gas Sinar Abadi, Sunarno. 

Dia mengungkapkan permintaan gas subsidi 3 kilogram mulai meningkat di Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar sejak Minggu (10/7/2022).

Itu diduga karena beberapa masyarakat yang semula mengonsumsi gas non subsidi beralih ke gas subsidi 3 kilogram.

"Permintaan gas ukuran tiga kilogram mengalami peningkatan cukup signifikan, saat ada pengiriman gas melon langsung habis,"kata Sunarno

Baca juga: Persiapan BPBD Karanganyar Hadapi Musim Kemarau: Siagakan Tangki Air Bersih, Waspada Kebakaran Hutan

Baca juga: Pro Kontra Revisi Perbup Karanganyar Terkait Peringkat Satu Terpilih Jadi Perangkat Desa

Dia mengatakan selain banyak warga pengguna gas non subsidi beralih ke gas subsidi, gas melon untuk digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel oleh petani.
 
Ia mengungkapkan saat  ini, harga gas isi ulang non subsidi ukuran 5,5 kilogram mencapai Rp 110 ribu per tabung.

"Harga gas non subsidi cukup tinggi, makanya banyak yang beralih ke gas tiga kilogram," ungkap Sunarno

Permintaan gas subsidi 3 kilogram yang meningkat membuat warga Desa Ngringo mulai kesusahan mencari stok, seperti yang dialami Subardi.

Dia merasa gas melon tersebut mulai langka dalam dua pekan terakhir. 

Padahal beberapa hari sebelumnya, gas tersebut sangat mudah diperoleh.

"Saya kesulitan mencari elpiji tiga kilogram, bahkan saya harus cari di luar desa Ngringo, saya juga tidak tahu kenapa gas subsidi bisa sulit diperoleh,"ucap Subardi.

Dia menjelaskan, untuk harga normal biasanya Rp 18 ribu per tabung. 

Namun saat ini, harga tabung gas elpiji subsidi mengalami kenaikan menjadi Rp 19 ribu per tabung.

"Mau gimana lagi mas, harus beli, karena memang kebutuhan,"pungkas Subardi.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved