Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Internasional

Dikira Sedang Hamil, Wanita di China Ini Ternyata Mengidap Penyakit, Kini Malah Diceraikan Suami

Perut Peng Ximei membesar dan tubuhnya melemah adalah tumor ovarium yang sangat besar, yang berisiko berkembang menjadi kanker ovarium.

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
eva.vn via Tribunnewsmaker
Peng Ximei, wanita di Cina yang perutnya membesar 

TRIBUNSOLO.COM - Nasib malang dialami oleh wanita bernama Peng Ximei, yang tinggal di Distrik Huazhou, Kota Maoming, Provinsi Guangdong, China.

Beberapa tahun menantikan anak setelah menikah dengan seorang pria, Peng Ximei mendapati perutnya membesar.

Baca juga: Lesti Kejora Ultah ke-23 Dihadiahi Rizky Billar Mobil Rolls Royce, Second Tapi Harganya Fantastis

Ia mengira sedang mengandung. 

Peng Ximei merasakan tanda-tanda  seperti merasa lelah dan lemas, bahkan terkadang pingsan, dan menganggapnya wajar karena sedang hamil.

Namun karena ia tinggal di pedesaan, ia urung memeriksakan kehamilannya ke dokter.

Apalagi, ibu mertuanya menyebut hal itu normal dialami ibu hamil sehingga ia tak perlu cemas.

Di pedesaan, kebanyakan orang tidak tertarik dengan pemeriksaan kehamilan.

Lantaran hal itu, Peng Ximei tidak pernah pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya.

Baca juga: Manajer BCL, Mohammad Ikhsan Doddyansyah Ditangkap Polisi karena Kasus Narkoba, Positif Benzo

Keanehan terjadi, baru 3 bulan hamil, perut Peng Ximei sudah membesar.

Ximei juga tak kunjung melahirkan padahal kandungannya sudah berusia 12 bulan alias setahun.

Keluarga akhirnya membawa Peng Ximei ke rumah sakit untuk diperiksa.

Setelah banyak tes, dokter akhirnya menyimpulkan fakta mengejutkan.

Fakta tersebut adalah tidak ada kehamilan di rahim Peng Ximei.

Baca juga: Wajah Anak Pertama Ria Ricis dan Teuku Ryan Akhirnya Diungkap, Namanya Cut Rayfa Aramoana

Penyebab perut Peng Ximei membesar dan tubuhnya melemah adalah tumor ovarium yang sangat besar, yang berisiko berkembang menjadi kanker ovarium.

Dokter mengatakan penyebab tumor yang diderita Peng Ximei kemungkinan besar karena efek mengonsumsi obat berbeda yang tidak diketahui asalnya.

Saat dibawa ke rumah sakit, kondisi Peng Ximei sangat berbahaya dan membutuhkan operasi segera.

Operasi tersebut tidak hanya memakan banyak biaya tetapi juga sangat mempengaruhi kesehatannya.

Fakta tersebut bak pukulan bagi Peng Ximei dan keluarga.

Mereka tidak punya uang untuk melakukan operasi karena berasal dari keluarga miskin di pedesaan.

Di saat seperti itu, Peng Ximei sejatinya sangat membutuhkan perhatian dari suami, namun ia malah mendapat hal sebaliknya.

Baca juga: Ramalan Zodiak Sabtu 6 Agustus 2022: Scorpio Tahanlah Emosimu, Pisces Hati-hati Saat Berkendara

Suami Peng Ximei tidak menyemangati dan tidak mau membayar biaya perawatan sang istri.

Ia bahkan membuat keputusan untuk bercerai, menyebabkan Peng Ximei hancur.

Setelah cerai, Peng Ximei tak punya motivasi untuk hidup lagi.

Tak mau merepotkan orangtua, Peng Ximei memilih kabur dari rumah.

Ia mengembara dalam kesepian dan ketidakberdayaan, ditambah tumor di tubuhnya membuatnya semakin kesakitan.

Pada suatu momen, Peng Ximei bahkan sempat kepikiran bunuh diri.

Beruntung hal itu batal dilakukan karena Peng Ximei takut berbuat salah kepada orangtuanya.

Satu tahun mengembara di jalan, Peng Ximei menjadi takut jika kelak meninggal tidak ada yang menguburkannya.

Ia kemudian pergi ke rumah sakit untuk menunggu kematiannya.

Saat tiba di rumah sakit, Peng Ximei mendapat bantuan dari dokter, perawat, dan pasien lain.

Berkat dukungan itu, Peng Ximei bak melihat secercah harapan.

Peng Ximei memiliki tinggi 160 sentimeter, berat badannya 50 kilogram, tetapi perutnya sebesar 167 sentimeter.

Baca juga: Kisah Wanita Menghilang 14 Tahun Tinggalkan Suami Kini Muncul Minta Cerai, Ternyata Ini yang Terjadi

Melihat kondisi Peng Ximei, direktur rumah sakit yang bernama Xu Kecheng memutuskan untuk membantu dengan memberi pengobatan gratis untuknya.

Setelah banyak percobaan, para dokter akhirnya menemukan cara terbaik untuk mengobati Peng Ximei.

Tumor di tubuh Peng Ximei kemudian diangkat, ukuran perutnya berangsur-angsur kembali ke ukuran semula.

Sambil berbaring di rumah sakit, Peng Ximei menangis karena tersentuh oleh bantuan orang-orang di sekitarnya.

Setelah pulih, Peng Ximei juga mendapatkan kembali optimismenya.

Ia memutuskan untuk menjadi sukarelawan di rumah sakit, bahkan memberitahu pasien lain tentang pengalamannya untuk menginspirasi mereka agar tetap bertahan hidup. (*)

(TribunStyle.com/Febriana)

 

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved