Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner Solo

Kuliner Klaten: Es Puter yang Dijual Pak Warijo, Sudah Puluhan Tahun Keliling Antar Kampung

Menurut berbagai sumber, es krim sederhana ini dulunya hanya ada di negara-negara Eropa. 

Penulis: Ibnu DT | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM/Ibnu DT
Es Puter Keliling di Klaten 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo


TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Es puter, merupakan salah satu makanan tempo dulu yang masih eksis hingga saat ini.

Menurut berbagai sumber, es krim sederhana ini dulunya hanya ada di negara-negara Eropa. 

Sejak masa penjajahan Belanda, es krim kemudian dibuat di Tanah Air, namun masyarakat pribumi tak bisa menikmatinya. 

Tak habis akal, diceritakan bahwa warga pribumi kemudian menciptakan es krim sendiri dengan cara diputar-putar yang sekarang disebut es puter. 

Baca juga: Kuliner Klaten: Kawasan Kuliner Jalan Bhali Diisi PKL Pindahan Alun-alun, Ada Banyak Aneka Jajanan

Dikutip TribunSolo.com dari Digital Collection Koninklijk Instituut Voor Taal - Landen Volkenkunde, menampilkan gambar orang pribumi sudah mulai menjajakan es puter diantara tahun 1906 hingga 1928. 

Dari gambar terlihat, bahwa saat itu pedagang membawa es puter dengan cara dipikul dan masih menggunakan gelas kaca. 

Sedangkan wadah untuk membawa es puter, masih terlihat mirip dengan yang saat ini digunakan para pedagang. 

Seperti namanya, es puter dibuat secara manual dengan cara diputar dalam kurun waktu sekira 2 hingga 3 jam. 

Baca juga: Uniknya Malam Tirakatan ala Warga Gondangrejo Karanganyar : 10 Anak-anak Diajak Mentas Drama Kolosal

Tidak hanya caranya saja yang sederhana, namun bahan yang digunakan membuat es puter terbilang sederhana. 

Bahan utamanya kelapa tua dibuat santan, dan beberapa jenis tepung serta pewarna. 

Sedangkan bahan pendukungnya yaitu, es batu dan garam yang digunakan untuk membuat adonan itu menjadi es krim. 

Diantaranya banyaknya penjual es puter di wilayah Kabupaten Klaten, salah satunya adalah Warijo (62) merupakan salah satu warga Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten yang sudah puluhan tahun berjualan es puter.

Warijo (62) merupakan salah satu warga Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten yang sudah puluhan tahun berjualan es puter
Warijo (62) merupakan salah satu warga Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten yang sudah puluhan tahun berjualan es puter (TRIBUNSOLO.COM/Ibnu DT)

Baca juga: Kuliner Enak Boyolali: Sate Kere Sor Ringin Rumdin, Pertahankan Resep Turun Temurun Sejak Tahun 1951


 “Dulu awalnya diajak adik saya tahun 1977 merantau ke Jakarta, Di sana saya diajari membuat es puter,” ujar Warijo kepada TribunSolo.com Selasa (16/8/2022). 


Sejak menguasai cara membuat es puter, Warijo lantas mulai jadi pedagang es keliling kampung-kampung di daerah Ibu Kota. 

Namun, satu per satu warga yang merantau dan berjualan es puter memilih pensiun dan pulang kampung diantaranya lantaran faktor usia.

Salah satunya adalah Warijo memilih pulang kampung sejak 2019 lalu dan memindahkan bisnis yang selama itu ia jalani di kampung halamannya. 

Setelah menguasai cara membuat es puter, Warijo lantas mulai mandiri menjadi pedagang es keliling kampung di Ibu Kota. Sesekali dia pulang kampung untuk mengirimkan tabungan dari hasil jualan kepada keluarganya.

Seiring waktu, satu per satu warga yang semula merantau dan berjualan es krim memilih pensiun dan pulang kampung. Salah satunya lantaran faktor usia.

Warijo juga memilih pulang kampung pada 2019 lalu. Namun, Warijo tetap menjalankan usahanya berjualan es puter dari kampung ke kampung di wilayah Klaten selama hampir tiga tahun terakhir.

“Biasanya sehari-hari jualan (es puter) sampai (Kecamatan) Wedi,” ujar Pria paruh baya itu. 

Hingga kini, dirinya masih setia membuat es puter dengan cara tradisional. 

Dalam satu kali proses produksi yang ia lakukan di rumahnya dia lakukan dalam beberapa jam. 

Biasanya dirinya memulai membuat adonan pukul 02.30 WIB dan pukul 07.00 WIB es tersebut sudah siap untuk dijual. 

Dia mulai mengolah berbagai bahan untuk membuat es puter dan mulai mengaduk adonan selama 2,5 jam.

"Kalau adonan sudah dimasukkan kedalam wadah stainless terus diputar-putar sekitar 2,5 jam," jelasnya. 


Diungkapkan Warijo jika dirinya hanya menggunakan bahan-bahan alami untuk diolah menjadi es puter.


"Kalau bahan baku itu dari tepung sagu, tepung maizena dan tepung hunkwe. Sedangkan untuk mencairkan tepung itu pakai santan," ungkapnya.


Termasuk pewarna, es puter olahannya hanya dari buah-buahan seperti nangka untuk warna kuning, alpukat untuk warna hijau dan buah naga untuk mendapatkan warna ungu. 


Sedangkan saat ini dirinya membuat warna merah-putih untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI.


Dijelaskan Warijo, jika warna merah berasal dari stroberi sedangkan warna putih adalah warna asli santan tanpa pewarna tambahan. 


Bagi Tribunners yang penasaran dengan es puter buatan Warijo, cukup merogoh kocek mulai dari Rp 1 ribu hingga Rp 5 ribu sesuai dengan ukuran. 


Diantaranya, menggunakan gelas plastik, cone hingga roti. Sedangkan untuk taburannya bisa dengan mutiara hingga roti yang sudah dipotong dadu. 


Soal omzet, dari modal Rp 200 ribu untuk membuat es puter, Warijo biasanya bisa meraih omzet Rp 350 ribu. 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved