Berita Klaten Terbaru
Jeritan Nasabah KSP Sejahtera Bersama Klaten Gegara Uang Miliaran Tak Cair: 'Pak Jokowi Tolong Kami'
Para nasabah sudah berulang kali mempertanyakan ke pengurus koperasi kapan dana milik mereka yang tersimpan di koperasi tersebut bisa dicairkan.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Puluhan nasabah kembali geruduk Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sejahtera Bersama (KSP SB) di Kabupaten Klaten.
Diketahui bahwa para nasabah sudah berulang kali mempertanyakan ke pengurus koperasi kapan dana milik mereka yang tersimpan di koperasi tersebut bisa dicairkan.
Dalam aksinya, nasabah itu menagih pencarian dana Rp 90 miliar yang tak kunjung selesai.
Nasabah datang dengan membawa spanduk dan selebaran di antaranya bergambar Joko Widodo (Jokowi), tetapi entah apa maksudnya.
Yakni bertuliskan : Presiden saja ketipu KSB apalagi kita rakyat kecil. Pak Jokowi tolong kami..!!! Kenapa bapak beri satya lencana?.
Nasabah Retno Yulianti (53), mengatakan jika dirinya menyuarakan agar uang milik mereka yang tersimpan di koperasi itu untuk segera bisa dicairkan.
"Setiap saat kita menyuarakan hak kita, agar semua terdengar sampai (ke) pusat," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (23/8/2022).
"Selama ini kita teriak-teriak dan mudahan dengan aksi damai ini Pak Jokowi mendengar," tegasnya.
Diungkapkannya, jika uang yang dia tabung di koperasi yang berada Jalan Veteran tersebut mencapai Rp 800 juta.
Uang itu akumulasi dari tabungan dirinya, suami dan anak-anaknya, namun hingga kini dirinya belum dapat mengambil uang miliknya.
Sejak Pandemi Tak Bisa
Dikatakan Ratna bahwa sejak pandemi Covid-19 melanda, dirinya tak dapat lagi menarik uang yang tersimpan di koperasi tersebut.
"ulai Covid langsung close, sama sekali uang tak bisa diambil. Sebenarnya ini kami hanya mewakili beberapa, yang lain masih banyak yang nggak berani demo," terangnya.
Retno mengatakan, jika beberapa waktu lalu, pihak KSP Sejahtera Bersama berjanji kepada nasabah.
"Kemarin kayak skema PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) ada skema 1 dan skema 2 itu yang mau dibayar beberapa persen," terangnya.
Baca juga: Pria Penarik Paksa Hijab Karyawati KSP di Karanganyar Bebas, Kejari: Ada Persetujuan Keluarga Korban
Baca juga: Nasabah Geruduk KSP di Klaten karena Dana Tak Kunjung Cair, Pihak Pengelola Beri Penjelasan
"Saya serupiah pun belum dibayarkan, tapi mereka laporan ke atas sudah dibayar, memang ada yang dibayar tapi nggak semuanya," pungkasnya.
Pimpinan Cabang KSP Sejahtera Bersama Klaten, Muryanto, saat bertemu dengan nasabah koperasi tadi siang mengatakan jika koperasi itu sudah ditangani oleh tim Satgas gabungan untuk mengupayakan pembayaran uang nasabah.
"Saat ini, koperasi kita sudah ditangani oleh tim Satgas gabungan. Di mana tim satgas udah ada pertemuan pengawas dengan pengurus di kantor pusat Bogor supaya pembayaran sesuai dengan homologasi," katanya.
Disebutkan bahwa nantinya Ketua Pengawas yakni Iwan Setiawan akan mengupayakan pembayaran uang nasabah dalam skema 1 dan 2 yang diharapkan selesai bulan Desember.
Dirinya juga meminta semua pihak untuk mengawal proses yang ada supaya semuanya berjalan baik.
Sedangkan skema 3 akan diupayakan agar terlaksana pada triwulan pertama tahun 2023 mendatang.
"Kita berdoa bersama-sama agar semua uang anggota bisa dikembalikan (sesuai dengan skema)," akhirnya.
Dia menambahkan, jika saat ini total uang nasabah yang disimpan di KSP Sejahtera Bersama Klaten mencapai Rp 90 miliar, sedangkan dana nasabah skala nasional Rp 8,6 triliun.
Geruduk KSP
Sebelumnya, nasabah menggeruduk KSP pada Senin (4/10/2021).
Usut punya usut para nasabah ini datang ke kantor koperasi karena ingin uang deposito segera bisa dicairkan.
Baca juga: Kaget Dikira Kena Tilang, Puluhan Pengendara di Klaten Senang Disuntik Vaksin, Tak Perlu Antre Lama
Dilansir dari TribunJogja, Seorang nasabah, Mas'ud mengatakan jika uang tabungan miliknya sekitar Rp300 juta tak bisa ditarik.
"Saya pernah deposito sampai Rp400 juta, tapi sudah saya ambil sekitar Rp100 juta sebelum pandemi lalu. Kemudian saat mau diambil lagi karena deposito sudah jatuh tempo malah nggak bisa," katanya.
"Saya sudah sekitar 5 tahun nabung di sini, dulu baik-baik saja, lancar saja. Sekarang nggak tahu kok gini, jadi saya ingin kepastian," beber warga Barenglor itu
"Deposito saya jatuh tempo 22 Oktober 2019, tapi ketika mau saya cairkan malah tidak bisa sampai sekarang. Katanya seminggu sebelum jatuh tempo harus kumpulkan berkas dan saya sudah lengkapi untuk ambil deposito saya," jelasnya.
"Selain saya juga ada temen-temen yang uangnya tak bisa dicairkan jumlahnya beragam mulai dari Rp10 juta sampai Rp500 jutaan," ucapnya.
Baca juga: Jangan Panik Saat Ada Razia Polisi, Puluhan Pengendara di Klaten Divaksin Saat Terjaring Razia
Penjelasan pihak KSP
Kepala cabang dari KSP yang digeruduk nasabah itu, Muryanto, menjelaskan jika pihaknya telah menampung aspirasi dari para nasabah tersebut.
Ia mengatakan jika akan membayarkan tabungan deposito nasabah secara bertahap.
"Jadi seperti yang saya sampaikan tadi kepada anggota bahwa, untuk skema pertama jadwalnya Juli sampai Desember. Ini kan masih ada 3 bulan, jadi kita harap kantor pusat secepatnya datangkan cash in yang cukup besar sehingga haknya anggota di cabang bisa dicairkan semuanya," ucapnya.
Menurut Muryanto, untuk saat ini pihaknya belum bisa mencairkan uang nasabah yang berjumlah besar karena sudah masuk ranah PKPU.
"Saat ini uang nasabah belum bisa dicairkan karena sudah masuk ranah PKPU (penundaan kewajiban pembayaran utang), kan semua tagihan masuk ke PKPU. Jadi perusahaan yang masuk kesulitan keuangan masuk PKPU," jelasnya.
Menurutnya, kantor koperasi itu, saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan karena pandemi Covid-19.
"Kantor kami, juga mengalami kesulitan likuiditas sektor usahanya, seperti pinjaman, kemudian hotel, kemudian properti juga alami kesulitan, yang kredit pun juga mengalami kesulitan sehingga dana terbatas," paparnya.
Ia mengaku jika, pada periode Juli-Desember ini, pihaknya sudah membayarkan uang deposito sejumlah nasabah.
"Untuk uang anggota sebenarnya tetap kita bayarkan sejak bulan Juli lalu, tapi itu untuk nasabah yang kecil-kecil dulu. Prioritasnya nasabah yang sakit, jompo dan lainnya," ungkapnya.
Disinggung terkait jumlah nasabah dari KSP itu, Muryanto menyebut jika saat ini nasabah KSP di Klaten berjumlah sekitar 1.000 nasabah dengan total aset sekitar Rp40 miliar hingga Rp50 miliar.
"Intinya, kesulitan pembayaran karena adanya PPKM dan investor mau take over pinjamanan pulang ke negaranya. Ini kasus Covid sudah landai dan mungkin investor akan datang lagi," ucapnya. (*)