Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Nasional

Kenapa Harga Telur Naik? Mendag Zulkifli Hasan Sebut karena Bansos, Pengamat Ungkap Fakta Berbeda

Harga telur ayam di sejumlah wilayah Indonesia naik ugal-ugalan. Ini dua versi pemicunya menurut Mendag Zulkifli Hasan dan pengamat.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
Ilustrasi telur ayam. Mendag Zulkifli Hasan dan pengamat memiliki pandangan berbeda soal pemicu kenaikan harga telur ayam di Indonesia. 

"Sarannya, bisa tidak bansos tiap bulan karena telur itu kan tidak bisa cepat. Jadi kalau bisa tiap bulan, sehingga ketika dibelanjakan tidak ada permintaan yang mendadak banyak," jelas dia.

Komoditas telur di Pasar Bunder Sragen, Rabu (8/6/2022). 
Komoditas telur di Pasar Bunder Sragen, Rabu (8/6/2022).  (Tribunsolo.com/Septiana Ayu Lestari)

Pengamat ungkap hal berbeda

Sementara itu, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi mengatakan, kenaikan harga telur belakangan akibat tingginya harga jagung internasional.

Kata dia, kebutuhan jagung untuk pakan ternak masih membutuhkan impor, karena pasokan domestik belum mencukupi.

Dirinya menjelaskan, data Food Monitor dari United States Department of Agriculture (USDA) menunjukkan bahwa rata-rata produksi jagung Indonesia 2015-2020 hanya mencapai 11,5 juta ton.

Padahal tingkat konsumsi tahunannya diperkirakan melebihi 12 juta ton.

Baca juga: Serba Salah, Viral Curhat Wanita Bosan dengan Masakan Mertua: Pagi Siang Malam Dipaksa Makan Telur

Selisih antara produksi domestik dan kebutuhan ini kemudian dipenuhi dengan impor.

Ketersediaan dan harga sebuah komoditas tidak hanya bergantung pada kuantitas produksi.

Sejumlah faktor lain yang mempengaruhi ketersediaan dan harga jagung antara lain produksi jagung yang tidak stabil sepanjang tahun.

Nyaris setengah produksi jagung nasional dihasilkan pada musim tanam pertama yang bertepatan dengan musim penghujan.

"Musim tanam kedua dan ketiga masing-masing hanya menyumbang 37 dan 14 persen produksi," kata Azizah, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Sayangnya, Permendag Nomor 25 Tahun 2022 hanya memperbolehkan BUMN untuk impor jagung pakan ternak.

Oleh karena itu, ia menyebut pemerintah harus membuka izin keran impor jagung pakan ternak untuk swasta agar harga tetap stabil. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved