Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Mitos Irung Petruk Boyolali: Diyakini Sebagai Pelindung Masyarakat Lereng Timur Merapi dari Erupsi 

Ada cerita menarik di balik nama tikungan Irung Petruk di Boyolali. Tikungan ini dikaitkan warga dengan penjagaan di Gunung Merapi.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Tikungan Irung Petruk yang melegenda di Boyolali. 

Laporan Wartawan TribunSolom.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Tikungan di Boyolali ini melegenda, kebanyakan warga Solo Raya pasti mengetahui. 

Adalah tikungan irung petruk, yang berada di lembah gunung Merapi-Merbabu.

Sebuah tikungan tajam di jalan yang menanjak di jalan raya Solo-Selo-Borobudur (SSB).

Tikungan ini berada di wilayah Desa Genting, Kecamatan Cepogo, Boyolali.

Jauh sebelum ada patung Petruknya, salah satu tikungan yang paling tajam itu sudah dijuluki sebagai tikungan Irung Petruk.

Pasalnya, kondisi jalan yang menikung lancip membentuk semacam sebuah hidung tokoh wayang.

Jalan itu hingga kini masih ada sehingga dikenal dengan tikungan Irung Petruk.

Warga Cepogo hingga saat ini masih percaya Mbah Petruk selamanya akan menjadi penyelamat bagi orang Cepogo.

Setiap Gunung Merapi menunjukkan aktivitasnya, warga Cepogo bisa melihat tanda-tanda itu dari arah Gunung Bibi.

Tanda itu seperti petir meloncat ke atas. Kalau belum ada tanda itu, warga Cepogo masih tenang-tenang saja.

Kepala Desa Genting, Komedi menceritakan sejak awal masyarakat telah menamai salah satu tikungan jalan menuju Selo ini sebagai tikungan Irung Petruk.

Nama Irung Petruk yang telah melagenda itu lantaran bentuk tikungannya menyerupai bentuk hidup tokoh Punokawan yang panjang dan lancip.

"Kemudian pada tahun 2018, kami mengusulkan ke Pemkab Boyolali supaya ada satu bangunan monumental disana, akhirnya di bangun patung irung Petruk ini," jelasnya.

Baca juga: Uji Coba Pembukaan Pasar Hewan Boyolali Diperluas, Setelah Jelok, Giliran Jeron yang Dibuka Terbatas

Apalagi, lanjutnya di Cepogo juga ada cerita yang kaitannya dengan Mbah Petruk.

Mbah Petruk disini bukanlah Petruk yang ada di tokoh pewayangan, melainkan seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di Cepogo.

Setelah sekian lama Mbah Petruk lama menyebarkan agama Islam, Mbah Petruk kemudian berjalan ke barat ke wilayah gunung Bibi.

Hingga akhirnya sudah tak terdengar kabar mengenai Mbah Petruk.

"Namun sampai sekarang, masyarakat  masih kerap mendapat petunjuk petanda jika Merapi akan terjadi erupsi. Tanda itu bisa berwujud kilatan cahaya, atau petir," jelasnya.

Selain itu, warga juga meyakini jika Mbah Petruk melindungi masyarakat di lereng timur Merapi.

Sehingga peristiwa erupsi Gunung Merapi pernah terjadi  tak pernah mengarah ke timur Merapi.

"Warga yakin, jika masyarakat di lereng timur Merapi ini dilindungi Mbah Petruk yang bersemayam di gunung Bibi, gunung yang lebih tua dari Merapi," tambahnya.

Sementara itu, terkait dengan menghadapnya patung Petruk ke arah timur itu bukan karena permintaan ghaib atau bisikan-bisikan tertentu.

Hanya karena pertimbangan estetika saja, sehingga patung irung Petruk ini dihadapkan ke timur.

"Dulu mau dihadapkan ke barat dan selatan. Tapi ternyata tidak bagus. Yang paling bagus hadap ke timur," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved