Viral
Penjual Es di Madiun Diamankan Polisi karena Diduga sebagai Bjorka, Ibunda : Komputer Saja Tak Punya
Diketahui sehari-harinya MAH berjualan es di Desa Pintu, Kecamatan Dagangan membantu sang ayah.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, MADIUN -- Seorang pemuda Dusun Mawatsari, Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, diamankan Polres Madiun, pada Rabu (14/9/2022) malam.
Peolisi memeriksa pemuda bernama Muhammad Agung Hidayatulloh alias MAH (21) itu di Mapolsek Dagangan mulai pukul 18.30 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Kapolres Madiun AKBP Anton Prasetyo dan Kasatreskrim Polres Madiun AKP Danang Eko Abrianto juga terlihar di Mapolsek Dagangan.
Baca juga: Pemerintah Sebut Sudah Kantongi Identitas Bjorka, Sang Hacker Ternyata Masih Eksis : Omong Kosong
Sampai pemeriksaan berakhir, tidak ada keterangan dari pihak kepolisian terkait diamankannya pemuda tersebut.
Padahal, sejumlah awak media telah menunggu di depan Mapolsek.
Namun begitu, dari informasi yang dihimpun, MAH diamankan terkait tindak pidana peretasan.
Kemudian beredar dugaan jika MAH adalah orang yang ada dibalik sosok hacker Bjorka.
Diketahui sehari-harinya MAH berjualan es di Desa Pintu, Kecamatan Dagangan membantu sang ayah.
Ketika pemeriksaan berlangsung awak media tidak diperkenankan untuk masuk ke Mapolsek Dagangan.
Baca juga: Seseorang yang Diduga Hacker Bjorka Ditangkap di Madiun, Statusnya Masih Saksi
Kesaksian Ibu
Muhammad Agung Hidayatulloh merupakan warga Dusun Mawatsari, Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
Ditemui di rumahnya, ibu Agung, Prihatin (48) tak percaya jika anaknya seorang peretas.
Dirinya mengaku kaget, saat anak kedua dari 3 bersaudara itu dijemput 4 orang polisi.
Menurut Prihatin, anaknya hanya menamatkan pendidikan hingga Madrasah Aliyah, tidak sempat kuliah karena keterbatasan dana.
Baca juga: Remaja Asal Cirebon Kaget Dirinya Dituding Sebagai Hacker Bjorka,Tegas Membantah: Saya Bukan Bjorka
Sang ayah yaitu Jumanto (54), sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.
Sedangkan Agung berjualan es thai-tea di Desa Pintu, Kecamatan Dagangan, sebagai mata pencahariannya.
"Di rumah juga tidak punya komputer, kita orang tidak punya, untuk makan sehari-hari saja repot," kata Prihatin, dikutip dari SURYA.CO.ID, Kamis (15/9/2022).
Prihatin mengaku dia tidak tahu alasan penangkapan anaknya, ia juga mengaku jika anaknya, Agung hanya punya sebuah ponsel.
Ketika penangkapan pun, Agung hanya bilang akan dibawa ke Polsek Dagangan oleh petugas.
"Saat dibawa (petugas), tidak bilang apa-apa, cuma ambil sajadah dan sarung," lanjutnya
Kini Prihatin berharap agar anaknya bisa segera terbebas dari tuduhan tersebut dan bisa segera pulang kembali berkumpul dengan keluarga. (*)