Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Mengenal Koperasi Srikandi : Isinya Istri Eks Napiter, Agar Tak Minder Bergaul di Tengah Masyarakat

Koperasi itu ternyata menjadi bagian dari program deradikalisasi yang dibentuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri.

Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribun Lampung/Deni Saputra
ILUSTRASI : Pasukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri yang membawa 23 tahanan tersangka teroris. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di Kota Solo, kini ada Koperasi Srikandi.

Tak seperti biasa, di dalam koperasi beranggotakan istri-istri eks narapidana terorismes (napiter).

Tujuannya buat apa?

Koperasi itu ternyata menjadi bagian dari program deradikalisasi yang dibentuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri.

Pembentukan koperasi dipimpin Kadensus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo hingga Ketua Yayasan Gema Salam, Jack Harun.

Mereka tergabung dalam keanggotaan koperasi srikandi Gema Salam bertajuk "Wanita Indonesia Wanita Tangguh".

Marthinus menjelaskan, keberadaan Koperasi Srikandi merupakan salah satu keterbukaan secara sosial.

"Selama ini mereka cenderung menghabiskan waktunya di rumah untuk menjaga anak-anaknya dan tertutup," katanya kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Tangkapan Besar 8 Teroris di Riau, Kadensus 88 Antiteror Irjen Marthinus Hukom : Bentuk Taaruf

Baca juga: 8 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Aceh, Jaringannya Masih Didalami

Dirinya menilai Koperasi Srikandi merupakan sarana yang tepat dalam program deradikalisasi.

Menurutnya, para Srikandi ini juga ingin berinteraksi lewat usaha dan bisnis.

"Ini suatu hal yang menguntungkan karena lewat usaha, bisnis jejaring sosial mereka terbuka, Selama ini mungkin tertutup hanya dalam lintas kelompok mereka," ucapnya.

Dikatakan Marthinus program deradikalisasi bukan hanya tanggung jawab Densus 88, tetapi juga eks napiter.

Dengan adanya Koperasi Srikandi, para istri-istri eks napiter tidak perlu lagi takut berinteraksi sosial.

"Mungkin selama ini mereka merasakan dilema karena tak sedikit masyarakat yang memberikan stigma sebagai keluarga napiter," ucapnya.

Ganjar Pranowo mengatakan pemerintah mengapresiasi upaya Densus 88 dalam penanganan terorisme.

"Tidak hanya program deradikalisasi tapi juga bagaimana mereka mampu memberdayakan ekonomi keluarga dan kembali di tengah-tengah masyarakat," tuturnya.

Menurutnya, pemerintah tidak akan lepas tangan namun akan memberikan pendampingan.

"Kita sampaikan tadi dari dinas akan coba dampingi agar usahanya berkembang dan nanti koperasinya bisa naik kelas," ujar Ganjar.

Jack Harun menambahkan, anggota Koperasi Srikandi sebanyak 15 orang.

Dia membenarkan, jika semuanya merupakan istri-istri eks napiter.

Mereka ada dari eks napiter kasus Bom Bali I, Bom Polresta Solo, Bom Candi Resto, eks jaringan ISIS dan eks napiter calon pengantin bom malam tahun baru 2017 di Bali.

"Para ibu-ibu sudah sepakat kita akan membuat koperasi dan meningkatkan kesejahteraan mereka," tuturnya.

Tangkapan Besar Densus 88

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 8 terduga teroris yang langsung ditetapkan tersangka di wilayah Dumai, Provinsi Riau.

Kepala Densus 88 Antiteror Polri, Irjen Marthinus Hukom mengatakan, 8 tersangka teroris tersebut merupakan jaringan dari Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).

"Mereka jaringan JAT, apakah masih berkembang lagi itu konsumsi penyidik, tidak bisa kita (publikasikan)," katanya usai pengukuhan koperasi srikandi Gema Salam di Hotel Grand Sae Kota Solo, Jumat (16/9/2022).

Marthinus menyebut, penangkapan 8 tersangka terorisme tersebut masih dalam proses.

Dalam penangkapan itu, Marthinus mengungkapkan bahwa Densus 88 tidak sekedar memenjarakan badan.

Namun, hal tersebut juga sebagai bentuk perkenalan atau ta'aruf.

"Penangkapan menurut saya yang sering berkomunikasi dengan saudara-saudara saya yang sudah tertangkap dan dekat dengan saya, penangkapan itu adalah bentuk perkenalan atau istilah saya ta'aruf," tuturnya.

Baca juga: 8 Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Aceh, Jaringannya Masih Didalami

Baca juga: Sosok Eksekutor Penembakan Pegawai Dishub Ternyata Oknum Polisi, Dapat Senjata dari Jaringan Teroris

Dirinya menilai bahwa selama ini mereka merasa tidak mengenal pemerintah secara utuh.

"Selama ini mereka merasa tidak kenal dengan kita, selama ini negara seakan tidak hadir. Ketika mereka merasa termarjinalkan, negera harus hadir," jelasnya

Sebelumnya, seperti dikutip Tribunnews.com, Densus 88 Antiteror Polri menyatakan pihaknya menangkap 8 teroris di Dumai, Provinsi Riau pada Rabu (14/9/2023).

Kini, seluruhnya telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Dilaporkan bahwa telah dilakukan penegakan hukum terhadap 8 orang tersangka Dumai, Provinsi Riau," kata Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar.

Aswin menuturkan bahwa seluruh tersangka diduga terlibat jaringan terorisme. Mereka terlibat dalam kelompok Anshor Daulah Dumai.

"8 orang tersangka yang ditangkap merupakan kelompok Anshor Daulah Dumai, Provinsi Riau," ujarnya.

"Beberapa di antaranya merupakan sisa kelompok Pak Ngah (Penyerangan Polda Riau 2018, Red)," kata dia.

Tak hanya itu, Aswin menuturkan bahwa tersangka juga pernah melakukan latihan militer sebanyak 2 kali di Bengkalis, Provinsi Riau pada 2020 lalu.

"Mereka melakukan idad latihan ala militer sebanyak 2 kali di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau pada awal tahun 2020," jelas Aswin.

Menurut Aswin, tersangka juga telah melakukan survei tempat latihan militer di area perkebunan sawit di Bagan Keladi, Dumai Barat. 

Lalu, salah satu tersangka berinisal RP tergabung dalam grup telegram pengusaha lokal.

"RP merupakan Amir AD Dumai dan terhubung dalam grup telegram pengusaha lokal di bawah pimpinan Abu Yusha Jawa Tengah, dengan tujuan grup tersebut membentuk struktur tanzim agar terealisasi jihad fisabililah," ujarnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved