Berita Boyolali Terbaru
Nasib Produsen Tahu di Boyolali, Harga Kedelai Terus Naik: Tak Balik Modal
Harga kedelai yang terus naik membuat produsen pusing tujuh keliling. Mereka sudah menjual dengan harga yang mepet. Namun, belum dapat untung.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
"Saya heran. Saya masih rugi itu mas. Uang hasil penjualan tidak cukup untuk membeli kedelai lagi," jelasnya.
Dengan harga kedelai Rp 12 ribu saja, produsen tahu bisa merugi hingga 10 persen dari total kedelai yang dia produksi.
Dalam sehari dia yang bisa memproduksi 5 kuintal kedelai yang mampu menghasilkan sedikitnya 200 ribu biji tahu.
"Kalau harga kedelai Rp 12 ribu dikalikan 5 kuintal sudah Rp 6 juta. Jadi sehari saya bisa tombok Rp 600 ribu," jelasnya.
Meski tiap hari tombok, dia masih tetap memproduksi tahu ini.
Sebagai pengusaha kecil, rugi dan untung sudah biasa.
Hanya saja, harga kedelai kembali melejit. Hal itu jelas akan mengubur produsen tahu.
"Ya mau gimana lagi. Harga jual tahu mau dinaikkan lagi tidak bisa. Masyarakat tidak mau beli. Ya sudah lah. Mau gimana lagi," jelasnya.
Karena memang, tambah Sriyanto produsen tahu lain, saat ini kondisi pasar terbilang masih sepi.
Pihaknya belum mendapatkan momen yang tepat untuk menaikkan harga tahu lagi.
Baca juga: Cara Perajin Tempe di Banyudono Sikapi Kenaikan Harga Kedelai, Terpaksa Kecilkan Ukuran
"Nggak bisa (naik) pasar lagi sepi," tambahnya.
Untuk menaikkan harga tahu ini butuh waktu yang tepat.
Seperti saat banyak masyarakat yang menggelar acara tradisi, hajatan, puasa hingga lebaran.
Sebab jika dinaikkan sekarang, otomatis tak ada masyarakat yang mau membeli.
"Pelanggan bisa pergi. Mungkin cari alternatif lauk yang lebih terjangkau," pungkasnya.