Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Jembatan Mojo Ditutup, Bagong Ketiban Rezeki Nomplok : Raup Rp 5 Juta Sehari Lewat Jembatan Sasaknya

Pundi-pundi rupiah berdatangan ke tangan Bagong usai penutupan Jembatan Mojo dilakukan. Jembatan Sasak buatannya jadi primadona warga seberangi sungai

Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Pengendara melintas di jembatan sesek yang menghubungkan Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, dengan Kampung Beton, Kelurahan Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Minggu (11/9/2022). Pembuatnya adalah Bagong. 

Sehingga pendapatan yang diraihnya belumlah pendapatan bersih.

Lantaran belum dikurangi untuk membayar karyawan yang ikut membantu mengoperasionalkan Jembatan Sasak.

Bagong mengatakan dirinya memiliki sekitar 20 orang karyawan.

"10 orang di barat dan 10 orang di timur. Biasanya bayarnya per tiap hari Rp 100 ribu," jelasnya.

Jam kerja karyawan mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.

Selain itu, Bagong juga setiap harinya menyiapkan uang sebesar Rp 1 juta untuk keperluan yang dibutuhkan sewaktu-waktu.

"Biasanya sehari saya nyiapin satu juta, buat apa saja keperluan sehari-hari," ungkapnya.

Salah satunya adalah untuk membuat sasak baru untuk mengganti sasak yang telah rusak.

Baca juga: Potret Lautan Manusia Serbu Jembatan Sasak : Imbas Jembatan Mojo Solo Ditutup, Rela Bayar Rp 2 Ribu

Menurutnya, sasak dari bambu itu setiap harinya pasti ada yang mengalami kerusakan.

"Kalau ada yang bolong, patah kita ganti yang baru, pasti ada yang diganti karena Sasaknya hanya bisa bertahan dua hari," jelasnya.

Foto-foto Antrean Pemotor di Jembatan Sasak

Ribuan orang akhirnya memutuskan melewati jembatan Sasak karena Jembatan Mojo ditutup selama dua bulan ke depan sejak Senin (26/9/2022) ini.

Antrean tak terhindarkan di jalur alternatif di atas Bengawan Solo yang jadi penghubung Kecamatan Jebres Kota Solo dengan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo.

Meski haru membayar Rp 2.000, mereka lebih memilih melewati Sasak karena jika tidak, harus melewati jalur yang sangat jauh.

Pembuatnya adalah Sugiyono alias Bagong, warga Dukuh Jetis, Desa Gadingan, Mojolaban.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved