Berita Solo Terbaru
Mirip Haji Endang, Kini Bagong Sang Pembuat Jembatan Sesek di Solo Gembira, Sehari Untung Rp 5 Juta
Kisah Sugiono alias Bagong mirip dengan jalan cerita Haji Endang di Karawang yang viral karena membuat jembatan di atas sungai.
Penulis: Tara Wahyu Nor Vitriani | Editor: Asep Abdullah Rowi
Selama dipenuhi pengendara, dia mengaku merekrut sebanyak 20 orang orang untuk mengoperasinalkan jembatan itu.
Jam kerja karyawannya mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB.
"10 orang di barat dan 10 orang di timur. Biasanya bayarnya Rp 100 ribu/hari," jelasnya.
Selain itu, Bagong juga setiap harinya menyiapkan uang sebesar Rp 1 juta untuk keperluan yang dibutuhkan sewaktu-waktu.
"Biasanya sehari saya nyiapin satu juta, buat apa saja keperluan sehari-hari," ungkapnya.
Salah satunya adalah untuk membuat sesek baru untuk mengganti sesek yang telah rusak.
Baca juga: Potret Lautan Manusia Serbu Jembatan Sasak : Imbas Jembatan Mojo Solo Ditutup, Rela Bayar Rp 2 Ribu
Menurutnya, sesek dari bambu itu setiap harinya pasti ada yang mengalami kerusakan.
"Kalau ada yang bolong, patah kita ganti yang baru, pasti ada yang diganti karena seseknya hanya bisa bertahan dua hari," jelasnya.
Diserbu Ribuan Pengendara
Jembatan sesek dari bambu di atas Bengawan Solo diserbu ribuan pengendara, Senin (26/9/2022).
Itu terjadi saat hari pertama Jembatan Mojo yang menjadi penghubung Kecamatan Jebres, Kota Solo dengan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo ditutup karena perbaikan.
Kini, ribuan pengendara yang biasanya melintas Jembatan Mojo, kini beralih ke jembatan alternatif dari bambu tersebut meski membayar Rp 2.000.
Pembuatnya adalah Sugiyono alias Bagong, warga Dukuh Jetis, Desa Gadingan, Mojolaban.
Jarak jembatan sesek dengan Jembatan Mojo hanya puluhan meter.
Bahkan jembatan sesek itu satu-satunya sarana yang bisa dilewati karena Jembatan Mojo ditutup.