Berita Boyolali Terbaru
Tiap Tahun Ada Orang Tewas di Waduk Cengklik Boyolali, Bukti Mitos Penunggu Gaib Minta Tumbal Nyawa?
Mitos permintaan tumbal nyawa sudah biasa didengar warga sekitar Waduk Cengklik Boyolali. Banyak yang meyakini kebenaran mitos tersebut
Penulis: Tri Widodo | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Mitos adanya permintaan tumbal nyawa di Waduk Cengklik Boyolali sudah tersebar di telinga warga sekitar.
Kabar itu semakin dipercaya setelah didapati hampir tiap tahun ada orang tewas di waduk tersebut.
Hingga ditemukannya mayat korban pembunuhan yang dibuang di Waduk Cengklik.
Waduk Cengklik yang dibangun oleh Pura Mangkunegaran pada 1926 untuk irigasi pertanian itu pun dipercaya selalu menunggu korban baru tiap tahunnya.
Konon, hal ini tak lepas dari sang penunggu gaib Waduk Cengklik Boyolali ini.
Baca juga: Kulineran di Waduk Cengklik Boyolali Sambil Lihat Sunset: Ada Nasi Pecel Wader di Warung Makan Denis
Penunggu Waduk Cengklik Boyolali disebut meminta tumbal nyawa setiap tahunnya.
Mbah Wiji, salah satu warga Dukuh Cengklik, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak turut meyakini hal tersebut.
"Genah setiap tahun ada yang kerem (Jelas setiap tahun ada yang tewas tenggelam)," kata Wiji.
Sementara itu, Padmo, warga Dukuh Gelaran, Desa Sobokerto, menceritakan dahulu sebelum 'dayang' (penghuni gaib) hendak meminta tumbal, dia memberikan isyarat kepada sang juru kunci Waduk Cengklik.
Sang juru kunci pun memberikan izin asal bukan warga sekitaran waduk.
Namun, setelah sang juru kunci wafat, tumbal yang diminta tak pandang bulu.
"Warga sekitar akhirnya ada yang jadi tumbalnya," kata Padmo.
Ada Kota Besar Gemerlap
Secara kasat mata, Waduk Cengklik Boyolali hanyalah hamparan air yang tenang.
Tapi bagi yang punya kelebihan atau orang yang mau melakukan tirakat, ternyata waduk ini tak hanya sekedar tampungan air saja.
Melainkan menyerupai sebuah perkotaan besar yang gemerlap.
Waduk Cengklik yang berada di dua kecamatan, yakni kecamatan Ngemplak dan kecamatan Sambi tak ubahnya sebuah kota gaib.
Bahkan jalan yang besar serta penerangan yang sangat terang bisa terlihat oleh orang-orang yang melakukan tirakat itu.
Baca juga: Dies Natalis Universitas Terbuka Surakarta Ke-38, 19 Ribu Benih Ikan Nila Ditebar di Waduk Cengklik
Mbah Wiji, salah satu yang sudah membuktikan hal tersebut.
Warga Dukuh Cengklik, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak meyakini waduk Cengklik Boyolali dihuni makhluk gaib tak kasat mata.
"Di tengah-tengah itu ada jalan besar yang menuju gunung Merbabu," kata Wiji, kepada TribunSolo.com, Rabu (28/9/2022).
Bahkan jalan besar itu, setiap malam terang benderang seperti jalan di tengah-tengah kota.
"Kalau tidak percaya ya silahkan buktikan sendiri. Tapi tetapi harus nglakoni (ritual-ritual untuk melihat alam gaib) dulu," ujarnya.
Wiji pun menyebut jika di waduk Cengklik ini dihuni oleh berbagai makhluk halus tak kasat mata.
Apapun namanya, semua ada. Mulai dari ular raksasa, hingga peri.
Baca juga: Rekomendasi Wisata di Boyolali : Waduk Cengklik Park Punya 12 Wahana Unik, Tiket Masuk Rp 25 Ribu
Sesosok peri dipercaya menunggu Waduk Cengklik.
Penampakannya berupa perempuan cantik dan harum.
Peri itu pernah berinteraksi dengan sejumlah masyarakat yang melewati Waduk Cengklik.
Bahkan tahun 2017 lalu, ada kisah yang cukup menggemparkan.
Dimana ada seorang pemuda Warga Desa Canden, Kecamatan Sambi, Boyolali yang mengendarai motor tiba-tiba linglung usai disapa peri tersebut.
Pemuda itu tiba-tiba merasakan seorang perempuan membonceng motornya dan mulai mengajak bercakap-cakap.
Dari situ pengendara motor tidak ingat lagi apa yang dialami, sampai akhirnya tersadar masuk ke dalam sungai kecil di daerah Andong.
Baca juga: Benang Layangan di Flyover Waduk Cengklik Bikin Celaka, Warga Kartasura Tersayat di Leher
Padahal Jika dinalar, sepeda motor tak bisa memasuki sungai itu lantaran medan untuk menuju sungai itu sangat sulit.
Apalagi untuk menuju sungai itu harus melewati hamparan sawah yang luas.
Namun pemuda tersebut, mengaku sesaat setelah diboncengi peri itu, jalan menjadi mulus terang benderang dan lebar.
(*)