Tragedi Kanjuruhan
Sekjen PSSI Ungkap Alasan PT LIB Serta Panpel Tetap Gelar Laga Arema FC vs Persebaya Malam Hari
Selain penggunaan gas air mata oleh pihak kepolisian, waktu pertandingan pun dinilai berkontribusi terhadap terjadinya kerusuhan tersebut.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM - Tragedi yang menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022), menjadi sorotan masyarakat global.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menyampaikan update terbaru terkait jumlah korban Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Baca juga: Dari Solo Untuk Malang, Aksi Solidaritas Suporter Persis untuk Tragedi Stadion Kanjuruhan
Jumlah korban meninggal dunia setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu meningkat menjadi 174 jiwa.
Dikatakan mantan Bupati Trenggalek tersebut, korban meninggal dunia itu berada di delapan rumah sakit yang berbeda-beda di Malang.
Pihak pemerintah provinsi maupun kabupaten terus melakukan sinergi dan update data untuk memastikan tidak ada data ganda ataupun misalnya ada korban yang belum terdata.
"Pemprov berencana memberikan santunan bagi korban meninggal dan lukan berat, ini nanti juga ditambah dengan santunan yang diberikan pemerintah kabupaten. Yang paling penting pengobatan tidak boleh ada kendala biaya," tegas Emil Dardak.
Beberapa rumah sakit yang menjadi rujukan para korban insiden Kanjuruhan yaitu Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Rumah Sakit Wava Husada, RSUD Kanjuruhan, Rumah Sakit Hasta, Rumas Sakit Gondanglegi, Rumah Sakit Teja Husada, Rumah Sakit Mitra Delima.
Menurutnya untuk memantapkan penanganan para korban, ditegaskan Emil Dardak bahwa seluruh dinas sektor terkait ikut turun ke lapangan. Seperti Dinas Kesehatan Jatim juga sudah menerjunkan tim untuk membantu penanganan. Begitu juga dari BPBD Provinsi, Kabupaten dan Kota Malang.
OPD provinsi Jawa Timur yang memiliki keterkaitan dengan penanganan kejadian ini pun turut turun membantu tim di lapangan untuk terus berkoordinasi untuk menindaklanjuti.
Lebih lanjut, Emil Dardak menegaskan bagi para keluarga korban yang membutuhkan informasi bisa menghubungi Call Center BPBD Pemkot Malang di 112, layanan ini terhubung 24 jam atau 082140402323.
"Kami menerima laporan ada pihak keluarga yang langsung datang ke RSSA karena khawatir anggota keluarganya dilarikan ke RS karena tidak bisa dihubungi," tambah Emil.
Baca juga: Kesaksian Suporter di Stadion Kanjuruhan Malang, Sempat Sesak Napas Setelah Hirup Gas Air Mata
Penyebab kejadian ini masih diselidiki
Sejumlah asumsi muncul terkait penyebab dari kejadian ini.
Selain penggunaan gas air mata oleh pihak kepolisian, waktu pertandingan pun dinilai berkontribusi terhadap terjadinya kerusuhan tersebut.
Seperti diketahui, laga antara Arema FC vs Persebaya digelar pukul 20.00 WIB.
Padahal, pihak kepolisian telah meminta kepada panitia pelaksana (Panpel) dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) agar pertandingan dimulai pukul 15.30 WIB.
Akan tetapi, permintaan Polres Malang melalui surat bernomor B 2156/IX/PAM 3.3/2022 tanggal 18 September 2022 yang ditandatangani Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat, ditolak oleh PT LIB dan Panpel pertandingan.
PT LIB serta Panpel memutuskan untuk tetap menggelar laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) pukul 20.00 WIB.
Penjelasan PSSI
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Yunus Nusi, mengungkapkan alasan PT LIB serta Panpel tetap menggelar pertandingan antara Arema FC vs Persebaya pada malam hari.
Dia mengatakan, PT LIB, Panpel, dan pihak kepolisian telah menyepakati beberapa syarat agar pertandingan tetap digelar sesuai jadwal semula.
"Salah satunya menyepakati untuk tidak menghadirkan suporter lawan ke stadion. Itu yang jadi rujukan Panpel dan PT LIB," kata Yunus, dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (2/10/2022).
Dengan kesepakatan tersebut, Yunus mengaku, jajarannya tak mengira akan terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Pasalnya, Yunus menambahkan, pihaknya mengira kericuhan hanya akan terjadi bila pendukung Persebaya, Bonek, datang ke Stadion Kanjuruhan, mengingat tak baiknya hubungan antara Aremania dengan supporter tim Bajul Ijo tersebut.
"Di mana letak kerusuhannya jika tidak ada rivalitas suporter, tidak ada pendukung Persebaya datang ke Malang, sehingga itu yang jadi kesepemahaman dan akhirnya dilaksanakan," ujar Yunus.
Yunus menjelaskan, kini PSSI serta pihak terkait lainnya tengah melakukan investigasi yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI, Muhammad Iriawan, dengan melibatkan Eksekutif Komite (Exco), PT LIB, dan Komite Disiplin (Komdis).
"Ada dari tim dokter juga untuk melihat langsung di rumah sakit. Diperkirakan sore ini sudah ada di Malang, kita tunggu hasilnya," pungkasnya.
Baca juga: Cristiano Ronaldo Tak Dimainkan Saat Laga Derbi Manchester, Erik Ten Hag: Tak Ingin Nodai Kariernya
Pernyataan Menkopolhukam
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, juga telah mengungkapkan bahwa aparat keamanan telah meminta agar jadwal pertandingan digeser ke sore hari.
“Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misalnya, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam),” ujar Mahfud di akun Instagramnya, Minggu (2/10/2022).
Mahfud membeberkan, aparat keamanan juga telah meminta agar jumlah tiket disesuaikan dengan kapasitas Stadion Kanjuruhan, yakni 38.000 orang, namun usulan tersebut ditolak oleh PT LIB serta Panpel.
“Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” tandasnya.
(SuryaMalang/Kompas.com)