Liga 1
11 Kali Gas Air Mata Ditembakkan di Stadion Kanjuruhan, Kapolri Ungkap Alasan Banyak Tembakkan
Sekitar tujuh tembakan diarahkan ke tribune selatan, satu tembakan ke tribune utara, dan tiga tembakan ke lapangan.
Penulis: Naufal Hanif Putra Aji | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM - Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 131 orang mulai terungkap sejumlah fakta baru.
Satu diantarannya adalah total tembakan gas air mata yang dilakukan oleh petugas pengamanan.
Baca juga: Tersangka Tragedi Kanjuruhan Malang Ditetapkan oleh Kapolri: Ada 6 Orang Termasuk 3 Perwira Polisi
Dilansir dari Kompas.com, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan, berdasarkan hasil penyidikan, korban berjatuhan selepas petugas pengamanan menembakkan gas air mata.
Terungkap ada 11 personel yang menembakkan gas air mata.
Sekitar tujuh tembakan diarahkan ke tribune selatan, satu tembakan ke tribune utara, dan tiga tembakan ke lapangan.
"Inilah yang kemudian mengakibatkan para penonton yang ada di tribune tersebut panik, merasa pedih dan berusaha meninggalkan arena," ujarnya dalam konferensi pers di Polres Malang, Kamis (6/10/2022).
Sigit menuturkan, saat penonton berusaha keluar di pintu 3, 11, 12, 13, dan 14, mereka mengalami kendala karena pintu terkunci.
Menurut Kapolri, para steward yang seharusnya berjaga di setiap pintu, tidak berada di tempat saat insiden terjadi.
Padahal, keberadaan steward diatur dalam Pasal 21 regulasi terkait keselamatan dan keamanan PSSI.
Dalam pasal itu dikatakan bahwa steward harus berada di tempat selama penonton belum meninggalkan stadion.
Kapolri menerangkan, kendala lainnya yang membuat para suporter kesulitan untuk keluar ialah adanya besi melintang setinggi lima sentimeter.
"Apalagi kalau pintu tersebut dilewati penonton dalam jumlah banyak. Sehingga kemudian terjadi desak-desakan yang kemudian terjadi sumbatan di pintu tersebut hampir 20 menit," ungkapnya.
Baca juga: Prihatin Tragedi di Kanjuruhan, Masjid Agung Solo Akan Gelar Salat Gaib Setelah Salat Jumat
Alasan polisi tembakkan gas air mata
Sigit membeberkan, petugas menembakkan gas air mata usai melihat banyaknya massa yang merangsek ke lapangan Stadion Kanjuruhan.
Saat pertandingan berakhir, terang Sigit, sejumlah suporter memasuki lapangan.