Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Sekampung di Boyolali Juragan Tape : Turun Temurun, Setiap Orang Habiskan 150 Kg Singkong Per Hari

Di Kabupaten Boyolali ada kampung yang menjadi sentra produksi tape singkong yang sudah turun temurun.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Tri Widodo
Maryati seorang produsen rumah tangga pembuatan tape singkong di Kampung Wonosari, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Selasa (18/10/2022). Dia sudah sangat lama menekuni usaha itu. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Anda pernah mencicipi tape singkong?

Tentunya makanan tradisional ini tak asing, sering dijumpai di tengah masyarakat.

Tahu tidak, di Kabupaten Boyolali ada kampung yang menjadi sentra produksi tape singkong.

Namanya, Kampung Wonosari, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo.

Dulunya, hampir rata-rata masyarakatnya menjadi produsen tape singkong.

Namun, karena seiring berjalannya waktu, jumlah produsen tape sikngkong ini terus berkurang.

Meski begitu, masih ada beberapa warga yang tetap setia bertahan untuk memproduksi olahan singkong itu.

Suranti misalnya, perempuan berusia 60 tahun itu, sudah menghabiskan separuh dari usianya untuk menggeluti dunia pembuatan tape ini.

"Saya sejak muda sudah membuat tape. Dulu ibu saya juga buat tape ini," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Ganjar Pranowo Ditelepon Seseorang yang Punya Firasat Corona Bisa Sembuh dengan Tape, Videonya Viral

Baca juga: Manisnya Jualan Singkong di CFD Colomadu, Tiga Jam Penjual Singkong Raup Rp 1 Juta

Prosesnya yang mudah dan hasil usaha yang cukup menjanjikan membuatnya terus mempertahankan usaha turun temurun ini.

Untuk membuat tape singkong cukuplah mudah.

Singkong yang dibeli dari pasar kemudian dikupas kulitnya lalu potong-potong.

Singkong yang telah dipotong itu, kemudian dicuci hingga bersih lalu direbus hingga masak.

"Sebelum dicampur ragi, singkong rebus ini perlu didinginkan. Setelah itu baru di masukkan ke dalam wadah khusus," jelasnya.

Dia pun tinggal menunggu dua hari dua malam agar proses fermentasi singkong untuk berubah menjadi tape.

Sebelum dijual ke pasar, tapai yang sudah jadi kemudian dikemasi ke dalam plastik sesuai ukuran.

"Ada yang harga Rp 13, ada yang 5 ribu dan ada juga yang Rp 1.500," tambahnya.

Perajin lain, Maryati (60) mengungkapkan hal senada.

Penghasilan dari pembuatan tapai singkong ini cukup menjanjikan.

Dia yang dalam sehari mampu mengolah sedikit 1-1,5 kuintal singkong, bisa menghasilkan 50-70 kilogram tape.

"Harga singkong Rp 3 ribu/kg, sedangkan harga jual tapai singkong ini Rp 11-13 ribu/kg," aku dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved