Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Pemkab Wonogiri Gelontorkan Dana Cukai Rp 2,8 Miliar, Demi Kembangkan Potensi Tanaman Tembakau

Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya untuk mengembangkan potensi tanaman tembakau.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com
Tanaman tembakau yang dibudidayakan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Kini Pemkab berupaya untuk mengembangkan potensi tanaman tembakau. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Pemerintah Kabupaten Wonogiri berupaya untuk mengembangkan potensi tanaman tembakau.

Upaya yang dilakukan adalah menggelar kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan potensi tanaman tembakau menggunakan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, mengungkapkan anggaran DBHCT yang digunakan untuk mengembangkan potensi tembakau di Wonogiri sebesar Rp 2,890 miliar.

"Ada lima kegiatan yang menggunakan anggaran DBHCHT," kata dia, kepada TribunSolo.com, Senin (24/10/2022).

Dia menjelaskan, kegiatan itu diantaranya pembangunan jalan produksi di sembilan titik, rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) di empat lokasi.

Selain itu, juga pengadaan kultivator sebanyak 20 unit, pengadaan pupuk NPK rendah chlor dan yang terakhir kegiatan pelatihan budidaya tembakau di sembilan lokasi.

Menurutnya, kegiatan-kegiatan itu berfungsi untuk meningkatkan potensi tanaman bakau yang ditanam di sejumlah kecamatan di Wonogiri.

"Misalnya, jalan yang awalnya belum dirabat, kemudian dirabat. Menghubungkan antara lahan produksi dan jalan agar akses kendaraan pengangkut bisa sampai ke lahan," terang dia.

Baca juga: Yenny Wahid Merendah Ditanya Jadi Cawapresnya Ganjar Pranowo : Saya Pembantu, Enggak Terlalu Penting

Baca juga: Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Klaten 2022 Capai Rp 16,9 Miliar

Sementara untuk RJIT, menurutnya dapat memperlancar pengairan di lahan tembakau. Sedangkan pengadaan pupuk npk rendah chlor, untuk menghasilkan tembakau yang rendah nikotin dan tar.

"Jadi ada standarisasi dari perusahan bawah tembakau yang dihasilkan harus rendah kadar nikotin dan tar. Maka untuk keperluan pemupukan harus memakai pupuk rendah chlor," ujarnya.

Adapun pengadaan kultivator menurut Baroto untuk pengelolaan tanah. Alat itu diserahkan ke kelompok petani tembakau agar bisa dimanfaatkan petani di kelompok masing-masing.

Di bagian lain, pihaknya juga melakukan pelatihan budidaya tembakau, materi yang diberikan diantaranya peningkatan kualitas tembakau dan pembuatan pestisida nabati untuk mengurangi unsur kimia.

"Untuk materi lainnya adalah pembuatan pupuk organik cair guna mengurangi ketergantungan pupuk pabrikasi," kata Baroto.

Sebagai informasi, hingga saat ini setidaknya ada 16 Kecamatan di Wonogiri yang sudah terdapat petani tembakau, paling besar, kata dia, di Kecamatan Eromoko.

Sementara untuk luas lahan, pada tahun 2021 lalu sebesar 1.511 hektare. Di tahun 2022, meningkatkan menjadi 1.571 hektare dengan jumlah petani mencapai 4.165 orang. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved