Berita Solo Terbaru
Grup Riset D-3 Teknik Mesin UNS Ciptakan Alat Serut Bambu untuk Produksi Jeruji Bambu Sangkar Burung
Keterbatasan alat produksi untuk pembuatan sangkar burung dijawab oleh D-2 Teknik Mesin SV UNS yang menciptakan alat serut bambu
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan wartawan Tribunsolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Grup Riset Program Studi (Prodi) D-3 Teknik Mesin Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan alat serut bambu untuk produksi jeruji bambu untuk pembuatan sangkar burung.
Mesin serut bambu ini merupakan salah satu alat teknologi tepat guna dari program pengabdian masyarakat.
Program itu diketuai oleh Hammar Ilham Akbar dengan anggota Ari Prasetyo, Catur Harsito, Eki Rovianto, dan Aditya Muhammad Nur.
Baca juga: Tempat Ibadah di Solo Akan Dipakai Transit Tamu Muktamar ke-48 Muhammadiyah, Begini Kata Gibran
Baca juga: Instruksi Kapolri soal Anggota Tinggalkan Gaya Hidup Mewah, Kapolresta Solo : Siap Laksanakan
Hammar Ilham Akbar menjelaskan bahwa kegiatan ini bermitra dengan Industri Rumah Tangga (IRT) Kelompok Kerajinan Pembuatan Jeruji Bambu Dusun Srimulyo, Desa Sambi, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
“Mesin serut bambu ini mudah dioperasikan, aman bagi operator, dan berhasil meningkatkan tiga kali jumlah batang jeruji dalam satu kali proses penyerutan dibandingkan dengan cara manual,” katanya, Senin (31/10/2022) siang.
“Kami juga melakukan pendampingan kepada mitra dari instalasi alat, praktik langsung di lapangan hingga pelatihan untuk perawatan alat,” ujarnya.
Dirinya menambahkan bahwa pembuatan sangkar burung menjadi usaha yang menjanjikan di tengah meningkatnya penggemar burung.
“Namun, para pengrajin mengalami kendala dalam produksi, salah satunya keterbatasan alat produksi. Proses produksinya masih manual sehingga dengan potensi saat ini dan permintaan pasar yang meningkat, sulit memenuhi permintaan tersebut,” katanya.
Baca juga: Gaji Pegawai Waroeng SS Penerima BSU Disunat, Gibran Sebut Bukan di Solo, Dinas Buka Posko Aduan
Baca juga: Kuliner Solo: 5 Tempat Makan Nasi Goreng Enak di Solo, Langganan Jokowi hingga Erick Thohir
“Hal ini yang melatarbelakangi kami untuk menciptakan alat serut bambu untuk mempercepat produksi sangkar burung di Dusun Srimulyo,” ujarnya.
Mesin serut bambu tersebut dibuat dengan mempertimbangkan standar alat untuk produksi dan keselamatan pengguna.
Mesin didesain dengan kapasitas sekitar 200 tusuk/jam dengan kebutuhan listrik 750 watt.
Proses penyerutan bambu dari penampang persegi panjang menjadi bulat berjalan secara langsung ketika batang bambu keluar dari roll dan masuk ke dalam pisau penyerut.
“Hal tersebut karena putaran roll pendorong terhubung secara langsung dengan roda gigi dan pisau penyerut terhubung dengan roda gila (flywheel),” katanya.
“Sementara itu, putaran pisau penyerut enam kali dari putaran roll pendorong sehingga batang bambu yang keluar dari pisau penyerut berubah bentuk menjadi bulat, sesuai bentuk batang jeruji sangkar burung,” pungkasnya.
(*)