Sekolah Rakyat Sragen
Haru Biru Hari Perdana MPLS Sekolah Rakyat Sragen, Air Mata Orang Tua Lepas Anak Kejar Cita-cita
Suasana haru menyelimuti hari pertama pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Putradi Pamungkas
Ringkasan Berita:
- Hari pertama MPLS di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen berlangsung haru, menandai awal kehidupan berasrama bagi 50 siswa
- Sebagian besar peserta adalah anak putus sekolah yang kini mendapat kesempatan belajar kembali melalui program ini
- Momen perpisahan orang tua dan anak diwarnai tangis haru, namun juga rasa syukur atas peluang pendidikan yang kembali terbuka
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Suasana haru menyelimuti hari pertama pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen, Senin (10/11/2025).
Kegiatan ini menandai dimulainya proses belajar mengajar sekaligus awal kehidupan berasrama bagi para siswa.
Acara MPLS digelar di lokasi sementara, yaitu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Badan Pengelola Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sragen.
Para orang tua turut hadir, menyaksikan anak-anak mereka memulai lembaran baru.
Dari total 50 siswa yang mengikuti MPLS, sebanyak 45 di antaranya merupakan anak putus sekolah, sementara 5 lainnya tergolong rentan putus sekolah.
Momen pembukaan MPLS menjadi titik balik penuh harapan bagi para orang tua.
Salah satu momen paling mengharukan terjadi ketika seorang ibu memeluk erat anaknya sebelum pulang.
Sang anak yang awalnya tampak tegar, tak kuasa menahan air mata saat harus berpisah dan tinggal di asrama.
Tangis keduanya pecah dalam pelukan hangat, menjadi simbol perpisahan sementara demi masa depan yang lebih baik.
“Nanti seminggu lagi jenguk ke sini ya Bu,” ujar salah seorang guru SRT 78 Sragen, berusaha menenangkan keduanya.
Guru lain juga menyarankan agar sang ibu tidak menangis, agar anaknya bisa lebih nyaman tinggal di asrama.
Baca juga: Tangis Hartini di Sragen, Lihat Anak yang Sempat Putus Sekolah Mau Melanjutkan Pendidikan
Rasa Syukur
Di sisi lain, Darto (54), warga Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, mengungkapkan rasa syukurnya karena anaknya bisa kembali bersekolah.
Putranya sempat putus sekolah setelah lulus SMP karena keterbatasan biaya.
“Anak seharusnya kelas 1 SMA, putus sekolah sejak lulus SMP. Mau naik lagi ke SMA tidak ada biaya, untung ada program ini,” kata Darto.
Sekolah Rakyat Terintegrasi
SRT 78 Sragen
Sekolah Rakyat
Sragen
BKPSDM Sragen
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
MPLS
| Tangis Hartini di Sragen, Lihat Anak yang Sempat Putus Sekolah Mau Melanjutkan Pendidikan |
|
|---|
| Terungkap, dari Total 50 Siswa, 45 Siswa Sekolah Rakyat di Sragen Merupakan Anak Putus Sekolah |
|
|---|
| Gedung Sekolah Rakyat Sragen Sudah Rampung Direnovasi, Ada 50 Siswa yang Bakal Ikuti MPLS Senin Esok |
|
|---|
| Pendaftaran Dibuka Lagi, Baru Ada 15 Calon Siswa Sekolah Rakyat Rintisan di Sragen Mendaftar |
|
|---|
| Tak Jadi Pakai Gedung Technopark, Sekolah Rakyat Rintisan di Sragen Pindah ke Kantor BLK |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Dengan-dimulainya-MPLS-berarti-para-siswa-juga-sudah-mulai-mengikuti-proses-belajar-mengajar.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.