Berita Karanganyar Terbaru
BPBD Karanganyar Bangun Jembatan Darurat di Nglurah Tawangmangu, Nilainya Rp 150 Juta
Pemerintah Karanganyar membangun jembatan darurat di Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Pembangunan ini menghabiskan Rp 150 Juta.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Pemerintah Kabupaten Karanganyar membangun jembatan darurat di Nglurah, Kelurahan/Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Ratusan Juta rupiah dikucurkan oleh Pemkab Karanganyar untuk pembangunan jembatan sementara itu.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Bagoes Darmadi mengatakan jembatan darurat mulai dikerjakan 1 November 2022.
"Jembatan darurat penghubung Nglurah ke kota kecamatan Tawangmangu itu selesai pertengahan November 2022, atau sekira 14 hari," ucap Bagoes kepada TribunSolo.com, Jum'at (4/11/2022).
Bagoes mengatakan, dana yang dikucurkan untuk pembangunan jembatan darurat ini sebanyak Rp 150 juta.
Dia menjelaskan, dana pembangunan jembatan darurat tersebut diambil dari Dana Tak Terduga (DTT).
"Seluruh teknis pembangunan ditangani DPU, sedangkan kami pengguna anggarannya," ujar Bagoes.
Dia mengatakan, dana Rp 150 juta terhitung cukup untuk kebutuhan pembangunan jembatan darurat di atas Sungai Gembong.
Ia menuturkan, selama pembangunan, material jembatan darurat sesek yang diinisiasi warga setempat dibongkar.
"Pengguna jalan masih boleh lewat namun hanya kendaraan roda dua, itu pun tak bisa simpangan, jika ingin bebas hambatan, pengguna jalan dipersilakan memutar ke Dusun Mogol Desa Ledoksari Tawangmangu," tutur Bagoes.
Baca juga: Jembatan di Tawangmangu Ambrol, Warga Bikin Jembatan Darurat Dari Bambu : Mobil Lewat Magot Dulu
Kemudian, kata dia, jembatan darurat dibangun dengan lebar dua meter atau lebih lebar dari jembatan lama berukuran 1,5 meter.
Adapun konstruksi jembatan darurat bermaterial besi dan baja dan ditahan dengan bronjong di bagian dasar jembatan.
"Tentunya aspek teknis sudah diperhitungkan kekuatannya oleh DPU, jika tak ada bencana serupa, bisa bertahan sampai 2 tahun sambil menunggu pembangunan jembatan permanen," kata Bagoes.
Sementara itu, pembangunan permanen dimungkinkan dibangun tahun depan.