Pemilu 2024
Petani di Karanganyar Berkumpul, Deklarasikan Dukungan untuk Anies Baswedan Capres Pemilu 2024
Petani di Karanganyar menyatakan dukungan mereka untuk Anies Baswedan maju sebagai Capres 2024 di Karanganyar.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Sejumlah petani di Karanganyar menyatakan dukungan mereka untuk Anies Baswedan maju sebagai Calon Presiden (Capres) 2024, Minggu (13/11/2022).
Para petani ini berasal dari Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, Jatiyoso.
Mereka berkumpul di Lapangan Pencil Desa Lemahbang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar.
Ketua Jaringan Relawan Nasional (Jarnas) Anies Baswedan DPD Karanganyar, Darmono mengatakan, para petani ini meminta Anies untuk memperjuangkan keadilan untuk Petani.
"Berdasarkan Kopdar pada 9 Oktober lalu, dengan mantap kami mengajak masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan agar mendukung Anies Baswedan menjadi Presiden mendatang," ucap Darmono, kepada TribunSolo.com, Minggu (13/11/2022).
Darmono mengatakan Anies Baswedan dipercaya amanah dan bisa menyatukan berbagai kelompok masyarakat serta menyelamatkan Indonesia dari jurang keterpurukan masalah.
Lanjut, kata dia, kesejahteraan petani yang saat ini masih jauh panggang dari api, diyakini mampu diselesaikan sosok tersebut.
"Bahkan persoalan nasional bakal mudah terselesaikan jika persoalan pertanian beres," ungkap Darmono.
Dia menuturkan seusai Deklarasi, dirinya segera mengonsolidasi gerakan pemenangan Anies di 2024.
Ia menargetkan, Jarnas Karanganyar dapat membentuk koordinator kecamatan, desa dan RT/RW.
"Mengonsolidasi dan mengkoordinasi jaringan sampai tingkat bawah, tiap desa tiga orang koordinator Jarnas, setelah solid, kemudian koordinasi teknis kemenangan," kata Darmono.
Semi, salah satu simpatisan Anies Baswedan Karanganyar asal Desa Lemahbang, Jumapolo menyesalkan regulasi pemerintah yang kurang berpihak terhadap petani.
Baca juga: Tanggapan Andi Arief Soal Aher Dampingi Anies Baswedan, Hasil Survei Masih di Bawah AHY
Dia menuturkan, pada saat musim panen, pemerintah justru impor beras.
"Hal itu membuat harga gabah petani menjadi anjlok, " ungkap Semi.