Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Persis Solo

Soal Munculnya Opsi Sistem Kompetisi Bubble to Bubble, Ini Kata Asisten Pelatih Persis Rasiman 

Asisten Pelatih Persis Solo mengkritisi sistem bubble to bubble. Menurutnya Indonesia tidak belajar bila menggunakan sistem itu.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com / Persis Solo Official
Asisten Pelatih Persis Solo, Rasiman (tengah) memantau official training Persis Solo di Stadion Sriwedari, Rabu (28/9/2022). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT LIB akan digeber, Selasa (15/11/2022).

Rapat tersebut akan dihadiri para pemilik klub kontestan Liga 1.

Agenda tersebut diyakini akan membahas beberapa hal, termasuk pelaksanaan kembali Liga 1 musim 2022/2023. 

Sebelum menggulirkan kembali Liga 1 tentu perlu disepakati waktu kick-off-nya. 

Terlebih, ada tiga opsi waktu pelaksanaan Liga 1 yang diumumkan beberapa waktu lalu, yakni 18 November, 25 November, dan 2 Desember 2022. 

"Nanti diputuskan pada saat RUPSLB. Tanggal 15 November," kata Kepala Hubungan Media PT LIB, Hanif Marjuni dikutip dari Tribunnews.com, Senin (14/11/2022).

Selain waktu pelaksanaan, sistem kompetisi juga akan ditentukan. Ada dua opsi yakni mempertahankan sistem home and away atau bubble to bubble.

Baca juga: Persis Solo U-20 Gas Terus, Menang Comeback atas SPFA, Kini Bidik Klub Liga 2 Jadi Lawan Uji Coba

"Semua akan tergantung pada kondisi terakhir. Pada dasarnya semua klub berkeinginan liga lanjut," ucap Hanif.

Adapun asisten pelatih Persis Solo, Rasiman mengkritisi penerapan bubble to bubble yang masuk dalam opsi sistem kompetisi. 

Menurut Rasiman, penerapan bubble tidak akan memberikan pelajaran terhadap pelaku industri sepak bola di Indonesia setelah terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan.

"Kalau kita bubble, artinya kita tidak akan belajar dari persoalan ini (tragedi Kanjuruhan). Menyelesaikannya dengan adil. Kalau bubble, kita (seolah) juga kena punishment," kata Rasiman.

Padahal tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi karena pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022 lalu.

Di mana itu kemudian berakibat lebih kurang 135 nyawa melayang. 

"Dalam hal ini semua harus fair. Ini bukan kesalahan secara general, tapi diakibatkan sebuah pertandingan," kata Rasiman

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved