Muktamar Muhammadiyah
Ratusan Penggembira Transit di Kateguhan Boyolali, Dijamu Makan hingga ke Tempat Wisata
Para penggembira Muktamar Muhammadiyah sudah mulai memasuki Kota penyangga Solo. Salah satunya di Boyolali.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Penggembira Muktamar ke- 48 Muhammadiyah dan Aisyiyah Solo mulai mendekati Solo, Jumat (18/11/2022).
Ratusan penggembira dari berbagai daerah transit di Madrasyah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus (MIM PK) Desa Kateguhan, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali.
Ada sebanyak 138 orang dari berbagai wilayah Sumatera.
Penggembira yang sudah tiba antara lain dari Pena IPM Sumatera Utara (Sumut), PDM Serdang Begadai, PDM Kota Medan, PDM Labuhan Batu, PRM Pematang Serai, PCM Tegalsari II Medan, PDM Oku Timur, dan Pondok Pesantren Muhammadiyah Attawis Metro, Lampung.
Mereka datang secara bergiliran sejak Rabu (16/11/2022).
Ada yang menggunakan bus, minibus dan mobil pribadi.
Penanggungjawab penggembira di MIM PK Kateguhan, Erma Pratiwi mengatakan, mereka yang akan menginap di MIM PK Kateguhan ini belum datang semua.
Ada yang masih dalam perjalanan.
Rencananya yang akan menginap di sekolah ini total sebanyak 256 orang.
Baca juga: Kunjungan ke Sukoharjo, Zulhas Irit Bicara saat Ditanya Soal Muktamar Muhammadiyah
"Kami siapkan 16 ruang untuk menampung para penggembira ini. Terdiri 12 ruang kelas di MIM, 3 ruang kelas di PAUD dan satu ruang di TK. Sedangkan satu ruang Aula di MIM dikhususkan untuk ruang makan," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (18/11/2022).
Sebagai tuan rumah, sudah menjadi keharusan untuk memuliakan para tamu.
Untuk itu, pihaknya membuka dapur umum di MIM PK Kateguhan.
Semua guru dan karyawan dilibatkan sebagai relawan untuk melayani mereka.
Baik untuk memasak maupun kegiatan lainnya.
Termasuk saat para penggembira tadi ingin berwisata ke Solo dan Sekitarnya.
"Kita fasilitasi kendarannya, kita carikan tapi mereka bayar sendiri (sewa kendaraannya). Ada yang ke Klewer, Waduk Cengklik," pungkas Erma. (*)
