Gempa Bumi di Cianjur
Gempa Cianjur Sebabkan 46 Korban Tewas, BMKG Beri Penjelasan Kenapa Sampai Ada Kerusakan Hebat
Daryono menjelaskan bagaimana gempa bumi berkekuatan hebat bisa mengguncang wilayah Cianjur dan sekitarnya.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, CIANJUR - Jawa Barat berduka, Gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 menyebabkan kerusakan parah, Senin (21/11/2022), dan puluhan orang meninggal dunia.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan bagaimana gempa bumi berkekuatan hebat bisa mengguncang.
Ia menyebut wilayah di Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung merupakan wilayah yang secara tektonik adalah kawasan seismik aktif dan kompleks.
Baca juga: Gempa Bumi Guncang Tapanuli Utara, Sumatera Utara: Satu Orang Meninggal Puluhan Luka-luka
“Disebut seismik aktif karena monitor BMKG menunjukkan kawasan ini memang sering terjadi gempa. Peta aktivitas seismik sekitar juga menunjukkan bahwa kawasan ini memang sering terjadi gempa dengan variasi magnitudo dan kedalaman,” jelas Daryono dalam konferensi pers, Senin.
Soal kompleksitas, kata dia, wilayah tersebut juga merupakan daerah dengan jalur gempa yang cukup aktif. Hal ini dikaitkan dengan banyaknya patahan geser aktif atau sesar, di kawasan tersebut.
Sesar itu antara lain Sesar Cimandiri, Sesar Padalarang, Sesar Lembang, Sesar Cirata, dan sesar-sesar minor lainnya.
“Jadi, kompleksitas tektonik ini berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal. Ini menjadikan kawasan tersebut rawan gempa secara permanen,” jelas Daryono.
Baca juga: Momen Pilu Seorang Wanita Rayakan Ulang Tahun di Kuburan: Ayah Ibu Kakak Adik Meninggal Karena Gempa
Menurutnya, salah satu karakteristik gempa kerak dangkal adalah kerusakan yang ditimbulkan, meski kekuatan gempa tidak terlalu besar.
“Gempa berkekuatan magnitudo 5 saja bisa menimbulkan kerusakan yang signifikan.”
Dari laporan BMKG, wilayah Cianjur dan sekitarnya memang kerap mengalami gempa dangkal dengan kekuatan yang tak terlalu besar, tetapi menimbulkan kerusakan yang cukup parah.
Sejarah gempa menunjukkan jika Sesar Cimandiri maupun Sesar Citarik sama-sama sudah beberapa kali memicu terjadinya gempa merusak di wilayah tersebut.
Catatan yang paling lama diawali dengan gempa yang terjadi tahun 1844, kemudian tahun 1910, 1912, 1968, hingga tahun 2000-an.
Baca juga: Doa Saat Terjadi Gempa Bumi, Minta Keselamatan dan Perlindungan Allah SWT
“Terakhir adalah gempa merusak adalah 12 Juli 2000 kekuatan 5,1. Menyebabkan lebih dari 1.900 rumah mengalami rusak berat,” papar Daryono.
Parahnya kerusakan yang ditimbulkan gempa ini juga diikuti dengan padatnya pemukiman sehingga sulit bagi masyarakat untuk menghindari bangunan.
Sementara itu, sebanyak 46 orang dilaporkan meninggal akibat gempa M 5,6 yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).