Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Bom di Bandung

Pelaku Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung Berprofesi Tukang Parkir di Restoran Solo

Terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung ternyata berprofesi sebagai tukang parkir di Solo.

TribunSolo.com/Tri Widodo
AS tinggal di sebuah kos-kosan di Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Rabu (7/12/2022). AS diketahui melakukan aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung AS ternyata merupakan petugas parkir di salah satu restoran yang berada di belakang Stadion Manahan, Solo.

Menurut keterangan rekannya, ER ia dikenal pendiam.

"Dia pendiam, kelihatannya kalau jagongan sama temennya biasa tidak sevokal temannya," terangnya.

Ia pun mengaku cukup kaget dengan kasus yang melibatkan rekannya tersebut.

Ia sendiri jarang bertemu karena perbedaan shift.

"Ya kaget, tidak pernah ketemu, tidak pernah bareng parkir disini. Taunya petugas parkir sini," terangnya.

Sejak tahun 2019 AS telah bekerja menjadi petugas parkir di restoran tersebut.

Baca juga: Kades Cemani Sukoharjo Mengaku Tak Kaget dengan Penangkapan Terduga Teroris, Ini Alasannya

Motor Shogun berwarna biru memang kerap dikendarainya saat berangkat bekerja.

"Kalau pas tugas parkir biasanya dia pakai celana cingkrang karena saya sering lewat jadi tau juga. Punya jenggot tapi tipis, ga panjang. Pakainya rompi, tapi dibelakangnya ada bordiran tulisan juru parkir," tuturnya.

AS bekerja dari pukul 09.00 sampai 21.00 WIB.

Jarang Bersosialisasi

AS, terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat dikenal sebagai sosok yang tertutup dan jarang bersosialisasi di tempatnya ngekos.

Seperti diketahui, AS beserta keluarganya menempati sebuah kos di wilayah Desa Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Ketua RT setempat, Suparno mengaku tidak mengenal sama sekali sosok AS. Padahal, jarak rumahnya dengan lokasi indekos tak sampai 100 meter.

Bahkan, Suparno juga sama sekali tidak tahu menahu sudah berapa lama AS dan keluarganya tinggal di kos tersebut.

"Kalau kata pemilik kos, sudah satu tahun. Itu yang bilang pemilik kosnya," kata dia, kepada TribunSolo.com, Rabu (7/12/2022).

Menurutnya, AS dan keluarganya juga sangat tertutup. Sebab tak pernah ikut bersosialisasi seperti arisan rutin di RT setempat.

Baca juga: Pandangan Pengamat Soal Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar, Pelaku Diduga dari Kelompok ISIS

Parahnya, Suparno juga tak mengetahui secara pasti AS tinggal di kos tersebut dengan siapa saja. Sebatas yang ia ketahui, AS tinggal bersama seorang istri dan anak.

"Dari awal tinggal disini, tidak pernah melapor, sama sekali tidak pernah kesini (RT) juga. Kalau ada kejadian seperti ini, baru tau," ujarnya.

"Semuanya tidak pernah bersosialisasi, arisan tidak pernah ikut. Disini tidak ada yang mengetahui (kenal)," imbuh dia.

Sementara itu, Ibu RT Suparni mengatakan, berdasarkan cerita dari tetangga kos, istri AS sempat menangis dan mengaku bahwa suaminya mengalami kecelakaan.

"Tetangga kos kemudian berinisiatif untuk mengantar ke jalan raya. Disana sudah ada yang jemput, pakai sepeda motor," jelasnya.

Setelahnya, kata dia, tetangga kos yang mengantarkan langsung diminta untuk kembali. Hingga saat ini, istri AS menurutnya tidak diketahui. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved