Jalan Tol Solo-Yogyakarta Dinanti: Bisa Sunat Waktu Tempuh,Tak Perlu Lewati Banyak Lampu Merah
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengungkap, dirinya harus menempuh waktu untuk bisa sampai Yogyakarta harus menempuh waktu lebih kurang 4 jam.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Rifatun Nadhiroh
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Penyelesaian pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta sangat dinanti masyarakat dan Forkompinda pemerintah daerah.
Bagaimana tidak, keberadaan tol Solo-Yogyakarta bisa memberikan imbas yang positif khususnya terkait mobilisasi dari satu wilayah ke wilayah.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengungkap, dirinya harus menempuh waktu untuk bisa sampai Yogyakarta harus menempuh waktu lebih kurang 4 jam.
Baca juga: Pemprov Jogja Menanti Combo Tol Solo-Jogja dan Bandara YIA: Bisa Tingkatkan Ekonomi DIY dan Jateng
Itu didapatkannya saat dia melewati ruas jalan raya Solo-Yogyakarta.
"Jalan Solo-Jogja terlalu lambat. Saya ke Yogyakarta memakan waktu empat jam," ungkap dia.
"(Padahal) kegiatan ke Jogja, seperti mengisi workshop, ceramah itu 30 menit tidak sampai 1 jam (kemudian pulang)," tambahnya.
Juliyatmono mengatakan jalan raya Solo-Yogyakarta terlalu banyak lampu lalu lintas.
Baca juga: Terdampak Tol Solo-Jogja, Kantor Desa Guwokajen Boyolali Pilih Pindah : Sewa Rumah Kosong Sementara
"Saya berharap (Jalan tol Solo-Yogyakarta) secepat mungkin dikejar dan cepat jadi," katanya.
Selain itu, sensasi berkendara melalui jalan tol juga berbeda dengan saat menempuh dari jalur udara.
Juliyatmono mengatakan dirinya perlu menunggu 2 sampai 3 jam untuk antre pesawat.
Waktu tersebut sudah setengah waktu tempuh Karanganyar ke Jakarta melalui jalur jalan tol.
Baca juga: Raffi Ahmad-Nagita Naik Private Jet dari Jogja ke Solo,Hadiri Tasyakuran Pernikahan Kaesang-Erina
"Itu sudah bisa sampai Brebes (bila melalui jalur jalan tol)," tuturnya.
Selain itu, Juliyatmono menilai jalan tol Solo-Yogyakarta juga bisa memberikan dampak positif buat ekonomi daerah yang dilalui.
"Jalan tol jadi solusi mempersatukan menggerakkan ekonomi. Tren masyarakat butuh itu," ucapnya.
(*)