Info Kesehatan
Gawai untuk Masa Depan Anak : Berbahaya atau Bermanfaat?
Gadged atau gawai di masa modern seperti sekarang ini, seakan menjadi sarana wajib dalam berkomunikasi, bekerja, mencari hiburan hingga belajar.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Liputan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Gadged atau gawai di masa modern seperti sekarang ini, seakan menjadi sarana wajib dalam berkomunikasi, bekerja, mencari hiburan hingga belajar.
Sudah lumrah gawai digunakan dalam media pembelajaran anak.
Hal itu, karena gawai memiliki sisi praktis untuk menjadi media belajar, sekaligus mampu menarik perhatian anak-anak.
Namun dengan sederet kemudahannya, tak dapat disangkal bahwa risiko pemanfaatan gawai selalu menghantui anak-anak.
Tak sedikit yang menimbulkan efek negatif, sehingga membuat was-was kebanyakan orang tua.
Untuk itu, penting bagi para orang tua untuk memahami soal bahaya dan manfaat penggunaan gawai dalam pembelajaran anak.
Terapis Okupasi di Puspa Al Firdaus, Arifah Meilia yang biasa memberikan perawatan khusus kepada anak di Puspa Al Firdaus agar anak mampu melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, menerangkan lebih lanjut terkait efek negatif atau bahaya gawai.
Baca juga: Tips Fisioterapi Al Firdaus: Kenali Pentingnya Waktu dan Kualitas Tidur Bagi Perkembangan Otak Anak
Yang pertama, anak tidak bisa berpikir kritis dan kreatif karena kemudahan mendapatkan segalanya dari internet.
"Sehingga sikap kritis dan kreatif mereka tidak terasah, yang tentunya membuat anak menjadi pribadi yang malas berpikir dan mengkreasikan hal-hal baru," katanya.
Kedua, akan menurunkan kemampuan berkonsentrasi, daya ingat dan ketekunan anak.
Pasalnya, jika anak terbiasa menggunakan gawai dalam waktu lama, akan menurunkan konsentrasi anak apabila tidak sedang memegang gawai.
Dengan intensitas penggunaan gawai terlalu tinggi, anak akan mudah gelisah sehingga tidak bisa fokus akan hal yang sedang dikerjakan pada saat itu.
Selain itu, daya ingat pun akan menurun, karena dengan gawai mereka lebih mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan tanpa perlu mengingat-ingat informasi yang seharusnya mereka ingat.
Sehingga anak jadi malas belajar, karena kecenderungan internet memudahkan dalam mencari jawaban untuk setiap masalah yang mereka hadapi.
"Dengan kata lain, dapat mengurangi konsentrasi, daya ingat dan ketekunan anak," ungkapnya.
Ketiga, anak yang terlalu sering menggunakan gawai dapat menghambat perkembangan keterampilan sosialnya.
Anak yang terbiasa menghabiskan waktu hingga berjam-jam menggunakan gawai, memiliki kecenderungan tidak mau bergaul dengan teman-teman sebayanya.
Oleh sebab itu, keterampilan sosial mereka pun jadi terhambat, sehingga mereka akan susah bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain.
Tidak hanya itu, mereka akan merasa kurang percaya diri atau minder karena tidak terbiasa bertemu orang lain.
Baca juga: Anak Inklusi PYP Elementary Al Firdaus Unjuk Skill Berjualan Hasil Karya Sendiri di Market Day
Keempat, jika anak sudah kecanduan gawai biasanya membuat anak tidak mengenali alam.
Karena, saat anak melakukan aktivitas di alam terbuka, akan memberikan pengalaman yang berbeda.
"Mereka dapat mengenal alam lebih dekat, baik itu nama atau jenis binatang, tumbuhan, danau, hutan, taman dan berbagai keunikan lainnya," katanya.
Selain itu, juga bagus untuk pertumbuhan otot dan tulang.
Arifah mengungkapkan, meski gawai memiliki sederet dampak negatif, namun melarang anak main gadget bukan lagi menjadi solusi.
Karena, jika menghalangi anak untuk berinteraksi menggunakan gawai, bisa berakibat anak sulit bersikap adaptif terhadap perkembangan zaman.
Oleh karenanya, setiap orang tua harus bisa memastikan bahwa selama anak menggunakan gawai, dapat merangsang pertumbuhan anak.
Untuk itu, selaku Okupasi Terapis di Puspa Al Firdaus juga menerangkan lebih lanjut kelebihan gawai untuk anak.
"Yang pertama, anak akan lebih mudah belajar keterampilan baru. Karena dengan gawai, anak akan lebih mudah mendapatkan akses informasi untuk mempelajari keterampilan dan keahlian baru," jelasnya.
Bahkan, gawai bisa menjadi sarana mempelajari bahasa asing, baik itu dari tayangan atau permainan yang bersifat edukatif.
Kedua, gawai bisa jadi sarana yang mudah dan efisien untuk memenuhi rasa ingin tahun anak yang besar.
Cukup menulis keinginan tahuannya lewat google, maka dengan cepat dan mudah, mereka akan mendapatkan jawabannya.
Baca juga: Pentingnya Mengenal Disabilitas dari Dekat, Mulai Klasifikasi hingga Hak Bebas dari Stigma
Ketiga, dengan berbagai warna dan bentuk gambar pada gawai, juga dapat meningkatkan kemampuan visual dan spasial.
"Jika anak memiliki kemampuan visual spasial yang bagus, artinya mereka bisa berpikir dan memproses dalam bentuk visual baik itu dua dimensi maupun tiga dimensi," jelasnya.
Dengan, memiliki kemampuan tersebut, akan membuat anak menjadi lebih cepat tanggap dalam melakukan kegiatan yang rumit sekalipun.
Keempat, saat mereka menonton tayangan yang edukatif sesuai dengan umurnya, akan membuat mereka bisa mengembangkan dan menambahkan pengetahuannya.
Sebab, tayangan anak-anak saat ini berisi informasi yang beragam, seperti penanganan gempa, pencegahan penyakit ataupun cara bersikap baik.
Terakhir, sebagai terapis, Arifah juga menekankan bahwa penggunaan gawai harus dibawah pengawasan orang tua secara langsung.
Jangan sampai mereka mengakses sesuatu yang belum pantas untuk usianya.
Itulah pembahasan mengenai sisi positif dan negatif gawai pada anak yang perlu diketahui bagi setiap orang tua.
"Jika orang tua ingin mendapatkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi pusat layanan anak Puspa Al Firdaus atau kunjungi akun Instagram @puspaalfirdausofficial," jelasnya.
Selain membuka program konsultasi dan parenting, di Puspa Al Firdaus juga terdapat layanan terapi, asesmen hingga pengembangan bakat anak.
(*)