Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Istri Wiji Thukul Meninggal

Sipon Tiada, Siapa Berjuang Mencari Keadilan Hilangnya Wiji Thukul? Wahyu Susilo : Fajar dan Nganthi

Dyah Sujirah atau Sipon terus memperjuangkan kasus hilangnya Wiji Thukul, aktivis HAM asal Kota Solo hingga akhir hayatnya. 

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunJakarta.com/Istimewa
Adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo dan aktivis HAM Wiji Tukul. Hilangnya Wiji tukul masih misteri karena sampai saat ini belum diketahui wujudnya. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Dyah Sujirah atau Sipon terus memperjuangkan kasus hilangnya Wiji Thukul, aktivis HAM asal Kota Solo hingga akhir hayatnya. 

Setidaknya hampir seperempat abad atau 25 tahun hingga akhir hayatnya pada 5 Januari 2023.

Itu terhitung sejak pria yang memiliki nama asli Wiji Widodo tersebut tidak ada kabar Mei 1998. 

Menurut buku Wiji Thukul: Teka-teki Orang Hilang yang ditulis Tim Buku Tempo, Sipon terakhir kali berkomunikasi dengan suaminya melalui jaringan telepon pada pertengahan Mei 1998.

Kemudian pria kelahiran 26 Agustus 1963 itu resmi diumumkan hilang oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) pada tahun 2000. 

Adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo mengingat bagaimana sejumlah perjuangan yang dilakukan Sipon setelah Wiji Thukul dinyatakan hilang. 

Wahyu selama ini juga menjadi aktivis.

Dia menjadi Peneliti, Analis Kebijakan Ketenagakerjaan dan Direktur Eksekutif untuk Migrant CARE.

Apalagi, kedua anaknya Fitri Nganthi Wani dan Fajar Merah saat itu terancam hak-haknya karena ketidakjelasan status Widji Thukul. 

"Mbak Sipon yang juga menjadi inisiatif dari keluarga korban untuk mencari kepastian orang hilang, dia aktif di IKOHI," kata Wahyu kepada TribunSolo.com usai pemakaman di Solo, Jumat (6/1/2023).

Sipon kata Wahyu, yang juga mendorong Komnas HAM untuk menerbitkan sertifikat korban pelanggaran HAM terutama bagi orang-orang yang hilang.

"Itu karena banyak orang misalnya Fajar dan Wani kesulitan mengurus dokumen karena ketidakjelasan nasib ayahnya".

Baca juga: Di Balik Puisi Jangan Lupa, Kekasihku di Pemakaman Sipon, Adik Wiji Thukul : Bagi Sebuah Kewajiban

Baca juga: Tangis Anak Wiji Thukul Fajar-Nganthi : Perpisahan Terakhir Bersama Sipon di Astana Purwoloyo Solo

"Sertifikat atau keterangan korban pelanggaran HAM yang itu dikeluarkan Komnas HAM preseden korban korban yang lain mbak Sipon adalah pejuang HAM," tambahnya. 

Sipon terus memperjuangkan nasib dan kepastian keberadaan orang-orang hilang, termasuk Widji Thukul. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved