Istri Wiji Thukul Meninggal
Di Balik Puisi 'Jangan Lupa, Kekasihku' di Pemakaman Sipon, Adik Wiji Thukul : Bagi Sebuah Kewajiban
Adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo membaca puisi setelah prosesi pemakaman Sipon di Astana Purwoloyo.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - 'Jangan lupa, kekasihku' setidaknya begitulah awalan dari puisi yang dikarang Wiji Thukul dan dipersembahkan untuk Dyah Sujirah atau mbak Sipon.
Puisi karangan 14 Maret 1988 tersebut dibacakan adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo setelah prosesi pemakaman Sipon di Astana Purwoloyo, Jumat (6/1/2023) usai.
"Menurut saya, bagi saya wajib membacakan puisi itu mengingatkan pertautan dari perkawanan jadi keluarga (antara Wiji Thukul dan Sipon)," kata Wahyu kepada TribunSolo.com.
Menurut Wahyu, puisi 'Jangan lupa, kekasihku' sangat bersejarah bagi Sipon dan Wiji Thukul.
Puisi tersebutlah yang menyatukan keduanya.
"Tapi juga keduanya kemudian bertekad untuk memperjuangkan dirinya sendiri karena mereka adalah orang orang yang tak berpunya," ucap Wahyu.
"Mereka anak supir becak butuh mereka orang yang mungkin hari dihantui banjir seperti itu," tambahnya.
Baca juga: Puisi Wiji Thukul untuk Meminang Sipon Dibacakan Setelah Pemakaman di Solo : Jangan Lupa, Kekasihku
Baca juga: Tangis Anak Wiji Thukul Fajar-Nganthi : Perpisahan Terakhir Bersama Sipon di Astana Purwoloyo Solo
Di satu sisi, puisi 'Jangan Lupa, Kekasihku' juga merupakan sebuah refleksi Wiji Thukul atas kondisi sekitar.
"Saya kira itu refleksi sehari-hari lihat di kampung di pinggir sungai banjir tiap musim ini," ujar Wahyu
"Dan lingkungan sekeliling lingkungan ora orang bersahaja refleksi mas Tukul mengingatkan bahwa dari kelompok ini dari sinilah cinta itu bertumbuh," tambahnya. (*)
Sosok Sipon, Istri Aktivis HAM Wiji Thukul di Mata Tetangga : Ramah dan Grapyak |
![]() |
---|
Sipon Istri Wiji Thukul Meninggal : Rumah Duka di Solo Dihiasi Karangan Bunga, Ada dari Jokowi |
![]() |
---|
Sipon Tiada, Siapa Berjuang Mencari Keadilan Hilangnya Wiji Thukul? Wahyu Susilo : Fajar dan Nganthi |
![]() |
---|
Jangan Lupa Kekasihku : Isak Tangis dan Puisi Wiji Thukul Iringi Pemakaman Sipon di Solo |
![]() |
---|
Tangis Anak Wiji Thukul Fajar-Nganthi : Perpisahan Terakhir Bersama Sipon di Astana Purwoloyo Solo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.