Berita Solo Terbaru
Banda Aceh hingga Bogor Larang Latto-latto Dibawa ke Sekolah, Bagaimana Solo?
Wali Kota Solo Gibran belum mengeluarkan larangan membawa latto-latto ke Sekolah. Namun, dia sepakat untuk tidak memainkan permainan itu di Sekolah.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Permainan latto-latto saat ini tengah digandrungi anak-anak.
Latto-latto, untuk diketahui, merupakan permainan yang memanfaatkan dua bandul.
Bandul tersebut kemudian dibenturkan dari bawah ke atas dengan cepat bahkan hingga menimbulkan bunyi 'tek tek tek'.
Kendati demikian, latto-latto memiliki hal yang perlu dipertimbangkan, suara yang ditimbulkan tersebut tak jarang bisa menganggu konsentrasi.
Tidak hanya sampai di situ. Latto-latto juga bisa menimbulkan cedera bila bandul lepas dan mengenai tubuh pemain atau orang sekitar.
Latto-latto juga dinilai bukan sesuatu yang bisa untuk menunjang proses belajar-mengajar siswa.
Hal-hal itu kemudian membuat beberapa daerah di Indonesia memutuskan melarang latto-latto, khususnya dibawa dan dimainkan di lingkungan sekolah.
Diantaranya, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Pesisir Barat Lampung, Kabupaten Bogor, dan Kota Banda Aceh.
Baca juga: Bisa Main Latto-latto Sambil Jongkok dan Jalan, Fatir Bocah SD asal Karanganyar Dapat Hadiah Kambing
Lantas bagaimana dengan Kota Solo ?
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka tidak terburu-buru untuk mengeluarkan larangan latto-latto.
Kendati demikian, Gibran berharap permainan tersebut tidak dibawa ke lingkungan sekolah.
"(Larangan latto-latto) nanti dulu, lah. Idealnya, ya, semua jenis mainan, tidak dibawa ke sekolah," kata Gibran, Senin (16/1/2023).
Gibran menyampaikan latto-latto masih bisa dimainkan di lingkungan rumah.
Kendati demikian, dia juga berharap anak-anak yang saat ini tengah gandrung bermain latto-latto untuk tidak meninggalkan belajar dan ibadah.
"Asal tidak mengganggu keluarga atau orang-orang yang ada di rumah, tidak mengganggu ibadah atau belajar," ucap dia.
"Hati-hati jangan terlalu ekstrem saja," tambahnya. (*)