Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Suka Cita Warga Tionghoa di Sragen Sambut Imlek 2023 : Tak Sepi Lagi, Segala Makanan Pun Ada

Warga Tionghoa di Kabupaten Sragen kini tengah bersuka cita menyambut tahun baru imlek 2023.

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Stephanie, salah seorang warga Tionghoa tengah mempersiapkan menjelang Tahun Baru Imlek 2023 di rumahnya di Kampung Sarigunan, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen, Kamis (19/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Warga Tionghoa di Kabupaten Sragen kini tengah bersuka cita menyambut tahun baru imlek 2023.

Seperti yang dirasakan oleh Stephanie, warga Kampung Sarigunan, Kelurahan Sragen Wetan, Kecamatan Sragen.

Tampak, di depan rumahnya sudah terpasang lampion-lampion cantik yang menghiasi kampungnya itu setiap tahun.

Di dalam rumahnya, Stephanie juga sudah menyiapkan keperluan untuk sembahyangan Imlek, seperti menata makanan di satu meja.

Isinya ada kue keranjang, pisang, lilin dan sebagainya.

Imlek kali ini menurut Stephanie berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena ia bisa merayakan dengan teman-temannya di Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia (PPPI).

"Kalau ini memang kan kita selain perayaan Imlek untuk keluarga, saya sekaligus sebagai Ketua DPC PPPI Sragen mengajak teman-teman PPPI dan UMKM di Sragen untuk mewartakan toleransi," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Gibran Siap Maju Pilgub Jateng 2024, Pengamat UNS : Nilai Jual Paling Tinggi Dibandingkan Calon Lain

Baca juga: Kuliner Solo: Kue Moho di Keprabon, Kue Khas Imlek di Kota Solo yang Sudah Ada Sejak Tahun 1970

"Bahwa Solon saja bisa, Sragen juga harus bisa, kita seharusnya bisa saling menghormati perbedaan, saling menghargai apapun itu ras, agama bahkan perbedaan pilihan politik, kira harus mengedepankan toleransi dan kebersamaan," tambahnya.

Selama pandemi covid-19, ia hanya bisa berkumpul bersama keluarga di malam perayaan Imlek karena masih diberlakukan kebijakan pembatasan.

Stephanie memaknai datangnya tahun baru Imlek seperti halnya tradisi idul fitri yang dirayakan umat muslim.

Keluarga besar akan berkumpul kala Imlek datang, untuk sekadar makan bersama.

"Makna Imlek seperti idul fitri, ada kebersamaan, keharmonisan, kerukunan, jadi kalau malam Imlek, saya bersama keluarga besar kumpul, makan bersama, kita membawa kesejahteraan dan kebahagiaan," terangnya.

"Kalau tradisi Imlek di Sragen berbeda-beda tergantung keluarga masing-masing, kalau kita tiap tahun, mama papa masih suka nguri-uri budaya," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved