Berita Klaten Terbaru
Alasan Pedagang Burung di Sragen Tolak Relokasi ke Pasar Sukowati: Lokasi Tak Oke, Bikin Burung Mati
Pedagang burung di Pasar Joko Tingkir Sragen tak serta merta menolak relokasi ke tempat baru di Pasar Sukowati.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pedagang burung di Pasar Joko Tingkir Sragen tak serta merta menolak relokasi ke tempat baru di Pasar Sukowati.
Diketahui, di Pasar Joko Tingkir terdapat total 22 kios, namun hanya ada 9 pedagang burung yang aktif berjualan.
Mereka menolak menempati kios dan los baru karena dinilai lokasinya tidak layak.
Sementara, mereka akan ditempatkan di los dan kios yang berada di sebelah timur gedung selatan.
Di hadapan mereka tepat merupakan los ayam dan bambu.
Ketua Paguyuban Pedagang Burung, Ristanto Sally Nugroho (50) mengatakan burung membutuhkan suasana yang nyaman dan aman untuk bisa berkicau dengan indah.
Karena pembeli datang yang dicari adalah kualitas kicauan, disamping jenis burungnya.
"Esensinya berjualan burung adalah mendengar dan menikmati suaranya, bunyinya, lagunya, rajinnya berkicau, kalau ramai biasanya burung tidak berkicau," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (8/2/2023).
"Orang mau beli burung itu harus tahu lagu burungnya itu apa, rajinnya, kerasnya, speednya, karena yang dijual disini bukan burung yang asal-asalan," jelasnya.
Baca juga: Dukung Pedagang Setempat, Festival Durian di Waduk Gondang Utamakan Jual Durian Lokal Khas Gempolan
Baca juga: Kios Anyar Tak Layak, Pedagang Burung di Sragen Tolak Relokasi ke Pasar Sukowati : Protes via Baliho
Pada pedagang khawatir, apabila mereka ditempatkan satu lokasi dengan los ayam dan bambu, maka bisa menimbulkan kebisingan.
Pasalnya, ketika terus-terusan terganggu, maka akan membuat burung-burung itu stress bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Kalau kena suara bambu terus-terusan bisa stress, dia kaget, kalau situasi tidak tenang, bisa stress, burung akan diam saja tidak mau berkicau, bahkan bisa mati," terangnya.
"Kalau ditungguin burung itu diam saja, orang tidak jadi membeli, karena itulah membutuhkan tempat yang aman dan nyaman," imbuhnya.
Para pedagang tidak mempermasalahkan ditempatkan dimana saja, namun harus di lokasi yang memenuhi syarat untuk berjualan burung.
Peneliti BRIN Dorong Situs Kropakan Jatinom jadi Museum Terbuka: Dulu Pemukiman Kuno |
![]() |
---|
Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo Beri Catatan Penting Jelang Operasional Pasar Gedhe |
![]() |
---|
Meski Belum Ramai, Penjualan Tiket Bus Arus Balik di Terminal Ir Soekarno Klaten Mulai Dicari |
![]() |
---|
TPS di Pinggir Desa Tegalgondo Klaten Terbakar, Dugaan Sementara Gegara Bakar Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
Temui Ketua DPRD, Komunitas di Klaten Minta Ada Revisi Perda Pengelolaan Cagar Budaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.