Berita Klaten Terbaru
Pasang Spanduk Protes, Warga Kesal Bus Tak Bisa Lewat Terowongan Penghubung Desa Kahuman Klaten
Warga Desa Kahuman, Polanharjo, Klaten melakukan protes dengan memasang spanduk. Itu karena pembangunan terowongan dinilai terlalu rendah.
Penulis: Ibnu DT | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Warga Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten memasang spanduk protes di terowongan jalur penghubung antara Desa Sribit, Kecamatan Delanggu dengan Desa Kahuman.
Terowongan tersebut masih masuk dalam proyek Tol Solo-Jogja.
Mereka menyebut pembangunan terowongan tersebut terlalu rendah.
Spanduk tersebut bertuliskan:
Pak JOKOWI
PEMBANGUNAN MU UNTUK KEMAJUAN DAERAH BUKAN UNTUK MENGISOLIR DAERAH
TEROWONGAN INI DIBANGUN TERLALU RENDAH, KENDARAAN BESAR TIDAK BISA MELEWATI, BANYAK KEPENTINGAN WARGA KAHUMAN TIDAK BISA DILAKUKAN KARENA PEMBANGUNAN MU
Warga sekitar, Yatin pujo Wiyono (84) mengungkapkan, dirinya tak tahu persis kapan spanduk tersebut dipasang.
"Saya kurang tahu kapan pasangnya, tapi belum lama," kata dia.
"Kalau siapa yang pasang saya juga kurang paham," jelasnya.
Ditemui secara terpisah, Ketua RT 01 RW 02, Dukuh Gridih, Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Syukron Habibi mengaku jika spanduk tersebut memang dipasang oleh warganya sejak 2 hari lalu.
"Iya betul, itu perwakilan warga (saya) yang pasang," katanya.
"Itu karena dari warga yang mau makai armada bus tapi enggak bisa masuk," jelasnya.
"Yang akhirnya warga yang hendak bepergian naik bus (pariwisata), warga harus ke (sub) Terminal Delanggu terlebih dahulu," tegasnya.
Itu lantaran tinggi terowongan tersebut tidak mampu mengakomodir ketinggian bus tersebut.
Untuk itu, warga akhirnya melakukan protes dengan memasang spanduk di lokasi.
Baca juga: Renovasi Viaduk Gilingan Solo : Dibuat Terowongan, Dijamin Tak Kebanjiran Lagi, Ada Pompa dan Kolam
Syukron menjelaskan, sebelum warganya menempuh langkah itu, mereka telah menyampaikan masalah tersebut sejak beberapa bulan lalu, namun tak mendapatkan solusi.
"Karena tak kunjung ada solusi, akhirnya warga mengekspresikan (kekecewaan) dengan memasang spanduk itu," tegasnya.
Kini, pihaknya berharap ada langkah nyata dari para pemangku kebijakan agar mencarikan solusi terbaik.
"Semoga segera ada solusi biar armada besar bisa masuk, Karena desa ini ada gedung pertemuan dan sekolah sehingga bisa membawa bus besar untuk masuk," harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Ida Andung Prihatin mengungkapkan jika pada hari ini telah dilakukan komunikasi langsung.
Dalam kesempatan tersebut terjadi komunikasi antara warga, pemerintah desa, TNI, Polri dan tim teknis proyek tersebut.
"Yang jelas tadi dari PT Adhi Karya menyatakan siap untuk menyampaikan keluhan warga soal terowongan tersebut," kata dia.
"Tapi untuk hasil (solusinya) masih belum ada," jelasnya.
Ida mengatakan, jika jalan tersebut merupakan jalan utama menuju Balai Desa Kahuman.
"Kalau lewat jalan lain, itu ada tikungan yang sulit sekali dilalui bus," ungkapnya.
Ida mengungkapkan, bahwa hingga proses pembangunan selesai, tidak ada koordinasi terkait detail terowongan yang akan dibangun.
Ia melanjutkan, sebelumnya ia telah melayangkan surat keluhan kepada pihak kontraktor pada bulan September dan November 2022.
Meski sudah mendapatkan respon, bahwa surat tersebut sudah dibaca, namun hingga kini belum ada solusi atas keluhan warganya.
"Saya juga meminta bahwa jawaban atas keluhan kami disosialisasikan dengan cara duduk bersama," kata dia.
"Saya betul mengharap ini segera ada solusi terbaiknya, karena ini adalah proyek strategis nasional jangan sampai apa yang dibangun ini (malah) mengisolir warga kita," harapannya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, selain warga, pihaknya merasa kesulitan tentang pembangunan terowongan tersebut.
"Ini juga ada gedung pertemuan (milik desa), saya yakin nanti kalau ada bus pariwisata yang tidak bisa kesana secara otomatis gedung pertemuan ini tidak akan bisa melayani dengan maksimal," tegasnya.
Setelah melakukan komunikasi dengan pihak terkait, warganya sepakat akan segera melepas spanduk tersebut.
"Pihak (warga) saya akan (segera) melepas, karena sudah ada respon," ucapnya. (*)
Peneliti BRIN Dorong Situs Kropakan Jatinom jadi Museum Terbuka: Dulu Pemukiman Kuno |
![]() |
---|
Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo Beri Catatan Penting Jelang Operasional Pasar Gedhe |
![]() |
---|
Meski Belum Ramai, Penjualan Tiket Bus Arus Balik di Terminal Ir Soekarno Klaten Mulai Dicari |
![]() |
---|
TPS di Pinggir Desa Tegalgondo Klaten Terbakar, Dugaan Sementara Gegara Bakar Sampah Sembarangan |
![]() |
---|
Temui Ketua DPRD, Komunitas di Klaten Minta Ada Revisi Perda Pengelolaan Cagar Budaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.