Profil Abby Choi, Model Hongkong yang Dibunuh dan Dimutilasi oleh Mantan Suaminya Sendiri

TRIBUNSOLO.COM - Jagat media sosial dihebohkan dengan kasus pembunuhan sadis, model cantik asal Hongkong bernama Abby Choi.

Model sekaligus sosialita itu meninggal di usia 28 tahun.

Wanita kelahiran 11 Juli 1994 itu tewas secara mengenaskan dengan cara dimutilasi.

Abby diketahui sudah menikah 2 kali dan memiliki 2 anak dari pernikahan pertamanya dengan Alex Kwong.

Namun meski sudah menikah lagi, ia masih dekat dengan keluarga mantan suaminya, Kwong.

Sebelum terbunuh, ia diketahui berada di lokasi depan kediaman mantan suaminya untuk menjempuk anak-anaknya.

Nahas, pelaku yang menghabisi Abby diyakini adalah mantan suaminya sendiri, Alex Kwong.

Baca juga: Aktris Unlocked, Chun Woo Hee Bintangi Drakor Beneficial Fraud bareng Kim Dong Wook: Tayang 29 Mei

Keluarga mantan suami, dari Ayah mertua, kakak ipar beserta ibu mertua Abby Choi juga disebutkan ikut menjadi dalang pembunuhan model cantik itu.

Motif pembunuhannya diduga karena ingin menguasai aset kekayaan Abby Choi.

Saat ditemukan, terungkap langsung jika tubuh Abby Choi dimutilasi menggunakan gergaji listrik dan penggiling daging, sebagaimana dilansir Channel News Asia, Sabtu (25/2/2023) dilansir dari Kompas.com.

Penemuan jasad Abby Choi kemudian mengarah ke keluarga mantan suaminya yang diyakini menjadi dalang dari pembunuhan tersebut.

Mantan suami Abby Choi, seorang pria berusia 28 tahun bermarga Kwong, ditangkap pada Sabtu sore saat dia berusaha melarikan diri dari kota dengan perahu.

Sementara Ayah, ibu, dan saudara laki-laki mantan suami Abby Choy telah terlebih dahulu ditangkap sehari sebelumnya.

Keempat tersangka menghadapi tuduhan pembunuhan.

Baca juga: Squid Game 2 akan Diproduksi, Sutradara Berniat Hidupkan Kembali Peran Jung Ho Yeon dan Lee Yoo Mi

"Kami percaya korban dengan keluarga mantan suaminya memiliki banyak perselisihan keuangan dalam jumlah besar," kata Chung, polsi yang menangani kasus tersebut.

Polisi mengatakan, keluarga itu sebelumnya berbohong untuk menyesatkan para penyelidik.

"Ada yang tidak puas dengan cara korban menangani asetnya, yang menjadi motif pembunuhan," sambungnya.

(*)